Senin, 16 Mei 2011

Buah Pir Dapat Hilangkan Racun dan Radikal Bebas

pear-107x150

Salah satu jenis pangan sumber zat gizi yang dianjurkan untuk dikonsumsi lebih banyak adalah buah-buahan. Bagi Anda yang ingin mencari buah untuk mencegah radikal bebas, pir adalah jawabannya.
Pir mengandung asam klorogenat, salah satu bagian dari asam hidroksi sinamat. Asam hidroksi sinamat berperan sebagai antioksidan yang membendung pembentukan sel kanker.

Asam hidroksi sinamat mampu mencegah pertumbuhan bakteri Shigella sonnei, penyebab penyakit pada saluran pencernaan. Asam tersebut mencegah terjadinya kanker kolon dan bekerja mengikat nitrat di dalam perut, sehingga menghambat terbentuknya nitrosamin, senyawa penyebab kanker.
Asam hidroksi sinamat banyak terkumpul pada bagian kulit pir. Untuk mendapatkan manfaat terbaik, konsumsi pir bersama kulitnya.

Pir baik untuk mencegah radikal bebas disebabkan kandungan vitamin C yang cukup tinggi. Vitamin C memacu sel darah putih melawan infeksi, membunuh bakteri dan virus, serta meregenerasi vitamin E. Vitamin E merupakan antioksidan larut lemak, sedang vitamin C larut air. Tanpa kehadiran vitamin C, vitamin E akan teroksidasi oleh radikal bebas.

Konsumsi pir juga dapat menghindari kerusakan organ hati. Glutathione dalam pir diperlukan dalam metabolisme hati untuk menghilangkan racun dan juga sebagai antioksidan utama di dalam tubuh. Konsumsi buah yang kaya glutathione mengurangi sekitar 36 persen risiko gangguan organ hati.

Sumber: Kompas. com

bahaya kentaang goreng terhadap ibu hamil

Jika anda wanita dan sedang hamil atau menyusui, sebaiknya hindari kentang goreng dari restoran siap saji, keripik kentang, serta makanan-makanan lain yang mengandung zat kimia akrilimida dalam labelnya. Zat kimia tersebut selama ini sering disebut-sebut sebagai salah satu penyebab penyakit KANKER. Selain itu, laporan hasil penelitian para ahli Instutute of Biochemical and Pharmaceutical Jerman menyebutkan akrilimida juga sangat berbahaya bagi janin serta bayi yang baru lahir karena dapat mengakibatkan kerusakan pada otak.

Sekitar 10 - 50 % akrilimida yang ada dalam darah ibu mengalir ke dalam darah janin melalui plasenta dan 18,8 mikrogram perliter akrilimida dalam air susu ibu masuk ke dalam darah bayi yang baru lahir. Dengan demikian, jika seorang bayi yang baru lahir meminum setengah liter air susu sibu yang mengandung akrilimida dalam sehari, itu sama artinya dengan memasukkan sekitar 10 mikrogram zat tersebut ke dalam darah si bayi. Apakah Anda mau bayi kesayangan anda kemsukan zat pencetus kanker gara-gara anda????

Jadi sebaiknya ibu-ibu hamil dan menyusui sebaiknya membatasi konsumsi akrilimida tidak lebih dari 20 mikrogram perhari (setara dengan sekitar 10 gram keripik kentang).

Tapi bisa diingat bahwa kentang yang direbus atau dipanggang tidak perlu dihindari oleh ibu-ibu hamil atau menyusui. Begitupun dengan kentang yang digoreng dengan minyak panans bersuhu dari 180 derajat celcius tidaklah perlu dikawatirkan. Karena kandungan akrilimida dalam kentang-kentang itu sangat rendah sehingga aman untuk dikonsumsi.

Alangkah lebih bijaksana anda memiliki konsep bahwa "lebih baik mencegah daripada mengobati". Artinya, mulai sekarang anda bisa batasi konsumsi kentang yang mengandung akrilimida....

INGAT, AKRILIMIDA ITU ZAT PENCETUS KANKER dan MERUSAK OTAK.

pacar air

EKSTRAK DAUN PACAR AIR (Impatient balsamina L.) SEBAGAI OBAT HERBA PENURUN KADAR KOLESTEROL DARAH

http://zaifbio.wordpress.com/2010/05/03/ekstrak-daun-pacar-air-impatient-balsamina-l-sebagai-obat-herba-penurun-kadar-kolesterol-darah/
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hiperkolesterolemia merupakan faktor risiko penyebab kematian di usia muda. Berdasarkan laporan Badan Kesehatan Dunia pada tahun 2002, tercatat sebanyak 4,4 juta kematian akibat hiperkolesterol atau sebesar 7,9% dari jumlah total kematian di usia muda (Anonymous, 2004). Banyak penelitian epidemiologi, laboratorium dan klinis memperlihatkan hubungan antara tingginya kolesterol total dan LDL kolesterol (hiperkolesterolemia) dengan terjadinya penyakit kardiovaskuler. (Hartanto, 2008).
Lemak merupakan salah satu sumber energi yang memberikan kalori paling tinggi. Lemak atau khususnya kolesterol memang merupakan zat yang sangat dibutuhkan oleh tubuh terutama untuk membentuk dinding sel-sel dalam tubuh. Kolesterol juga merupakan bahan dasar pembentukan hormon-hormon steroid (Anonymous, 2005).
Kolesterol adalah metabolit yang mengandung lemak sterol (waxy steroid) yang ditemukan pada membran sel dan disirkulasikan dalam plasma darah. Tingginya kadar kolestrol dalam tubuh menjadi pemicu munculnya berbagai penyakit. Pola makan sehat merupakan faktor utama untuk mengghindari hal ini. Batas normal kolesterol dalam tubuh adalah 98-122 mg/dl (Anonymous, 2010a).
Setiap orang memiliki kolesterol di dalam darahnya, di mana 80%
diproduksi oleh tubuh sendiri dan 20% berasal dari makanan. Kolesterol yang diproduksi terdiri atas 2 jenis yaitu kolesterol HDL (kolesterol baik) dan kolesterol LDL (kolesterol jahat), selain itu ada juga Trigliserida (Siswono, 2001).
Untuk mengatasi berbagai komplikasi penyakit akibat tingginya kadar kolesterol dalam darah, harus dilakukan upaya diet makanan yang rendah lemak, selain itu juga dibantu dengan pemberian obat antihiperlipidemik. Mahalnya harga obat dan efek samping yang tidak ringan membuat masyarakat enggan untuk menggunakannya. Maka dipilih cara yang lebih murah yaitu pengobatan alternatif dengan obat herbal melalui pemanfaatan bahan alam yang sebenarnya sudah menjadi tradisi turun temurun dari nenek moyang.
Salah satu tanaman herbal yang dapat dimanfaatkan adalah pacar air. Pacar air (Impatient balsamina L.) lebih dikenal sebagai tanaman hias yang mempunyai beragam warna bunga, dari yang kuning, putih, merah, merah jambu, maupun kombinasi-kombinasi warna. Semua bagian dari tanaman pacar air, dari mulai akar, batang, daun, bunga, dan biji, dapat dimanfaatkan untuk pengobatan penyakit (Anonymous, 2009).
Pacar air menyimpan beragam khasiat, bunga yang mengandung anthocyanin, cyanidin, dan malvidum dapat meluruhkan haid, hipertensi, bisul, rematik, sendi, gigitan ular berbisa, serta radang kulit. Biji pacar air dapat mempermudah persalinan dan mengobati kanker saluran pencernaan bagian atas. Daunnya adalah obat untuk keputihan, nyeri haid, radang usus buntu kronis, antiradang dan patah tulang. Sedangkan akarnya berfungsi sebagai obat antiinflamasi (antiradang), rematik, leher kaku, dan sakit pinggang (Susanto, 2009).
Berdasarkan hasil penelitian Adfa pada tahun 2007, dari uji pendahuluan metabolit sekundernya daun pacar air mengandung kumarin, flavonoid, kuinon, saponin dan steroid. Flavonoid merupakan zat yang paling efektif menurunkan kadar kolesterol darah karena flavonoid bekerja meningkatkan kolesterol HDL.
Untuk menguji khasiat daun pacar air sebagai penurun kadar kolesterol darah maka perlu dilakukan penelitian laboratoris yang bertujuan untuk mengetahui apakah daun pacar air dapat menurunkan kadar kolesterol.
Berdasarkan kandungan flafonoid yang terdapat dalam daun pacar air maka dalam penelitian ini
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas diperoleh suatu permasalahan yaitu dapatkah ekstrak daun pacar air (Impatient balsamina L.) menurunkan kadar kolesterol darah pada tikus putih.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek dari ekstrak daun pacar air (Impatient balsamina L.) dalam menurunkan kadar kolesterol darah pada tikus putih.
1.4 Manfaat Penelitian
Dapat memberikan informasi mengenai khasiat ekstrak daun pacar air sebagai bahan alam yang berkhasiat untuk menurunkan kadar kolesterol darah pada tikus putih.
BAB II
STUDI PUSTAKA
2.1 Studi Pustaka
2.1.1 Kolesterol Darah
a) Pengertian Kolesterol
Kolesterol adalah suatu zat lemak yang beredar di dalam darah, diproduksi oleh hati dan sangat diperlukan oleh tubuh (Siswono, 2001). Kolesterol merupakan senyawa yang termasuk turunan steroid, yaitu senyawa turunan (derivat) lipid yang tidak terhidrolisis (Sudarmo, 2004).
Kadar kolesterol darah adalah kadar kolesterol yang terlarut dalam plasma darah. Kolesterol terdapat dalam jaringan dan lipoprotein plasma yang bisa berupa kolesterol bebas atau gabungan dengan asam lemak rantai panjang sebagai ester kolesterol. Kolesterol sangat larut dalam lemak tetapi hanya sedikit yang larut dalam air, dan membentuk ester dengan asam lemak. Kolesterol merupakan produk metabolisme hewan sehingga terdapat banyak pada makanan yang berasal dari hewan seperti kuning telur, daging, hati, dan otak (Nurwahyunani, 2006).
b) Jenis Kolesterol
Kolesterol LDL, adalah kolesterol jahat, yang bila jumlahnya
berlebih di dalam darah akan diendapkan pada dinding pembuluh darah
membentuk bekuan yang dapat menyumbat pembuluh darah. Kolesterol HDL, adalah kolesterol baik, yang mempunyai fungsi membersihkan pembuluh darah dari kolesterol LDL yang berlebihan. Kadar kolesterol HDL yang tinggi merupakan suatu tanda yang baik sepanjang kolesterol LDL kurang dari 150 mg/dl. Triglisierda adalah lemak yang terbentuk sebagai hasil dari metabolisme makanan, bukan saja yang berbentuk lemak tetapi juga makanan yang berbentuk karbohidrat dan protein yang berlebihan, yang tidak seluruhnya dibutuhkan sebagai sumber energi. (Siswono, 2001).
c) Penyebab Peningkatan Kadar Kolesterol Darah
Ada beberapa hal yang menyebabkan meningkatnya kadar kolesterol dalam darah. Diantaranya faktor genetic. Sekitar 80 % dari kolesterol di dalam darah diproduksi oleh tubuh sendiri. Ada sebagian orang meskipun hanya sedikit saja mengkonsumsi makanan yang mengandung kolesterol atau lemak jenuh, tetapi tubuh tetap saja memproduksi kolesterol lebih banyak. Makanan juga mempengaruhi kadar kolesterol darah. Lemak merupakan bahan makanan yang sangat penting, bila tidak makan lemak yang cukup maka tenaga akan berkurang, tetapi bila makan lemak berlebihan dapat mengakibatkan kerusakan pembuluh darah. Lemak dalam makanan dapat dibedakan menjadi 2 yaitu : lemak jenuh, seperti daging dan minyak kelapa, serta lemak tak jenuh, seperti asam lemak omega 3, asam lemak omega 6 dan asam lemak omega 9 (Siswono, 2001).
Selain itu berat badan juga berpengaruh. Orang yang obesitas memiliki kandungan trigliserida (berperan menyimpan lemak, membentuk LDL serta penggumpalan darah) dan HDL yang cenderung rendah. Kurangnya olahraga dapat menjadi penyebab kolesterol tinggi akibat terhambatnya aliran darah. Selain itu karena bertambahnya usia, kadar kolesterol pun semakin tinggi akibat menurunnya daya kerja organ tubuh.
Jenis kelamin juga merupakan faktor penyebab kolesterol tinggi. Sebelum menopause, wanita cenderung memiliki kolesterol rendah dibanding laki-laki. Tetapi setelah menopause, produksi kolesterol LDL pada wanita cenderung meningkat. Selain faktor-faktor di atas, penyebab kolesterol tinggi lainnya dari stress. Stress memicu seseorang untuk mengkonsumsi makanan tanpa kontrol dan juga mengubah gaya hidup sehat yang sudah dilakukannya (Anonymous, 2010b).
d) Pencegahan Peningkatan Kadar Kolesterol Darah
Mengkonsumsi makanan seimbang yang terdiri dari : 60 % kalori dari karbohidrat, 15 % kalori dari protein, 25 % kalori dari lemak, dan kalori dari lemak jenuh tidak boleh lebih dari 10 %. Kelebihan kalori dapat diakibatkan dari asupan yang berlebih (makan banyak) atau penggunaan energi yang sedikit (kurang aktivitas). Kelebihan kalori terutama yang berasal dari karbohidrat dapat menyebabkan peningkatan kadar trigliserida.
Menurunkan asupan lemak jenuh. Lemak jenuh terutama berasal dari minyak kelapa, santan dan semua minyak lain seperti minyak jagung dan minyak kedelai yang mendapat pemanasan tinggi atau dipanaskan berulang-ulang. Kelebihan lemak jenuh akan menyebabkan peningkatan kadar LDL kolesterol.
Menjaga agar asupan lemak jenuh tetap baik secara kuantitas maupun kualitas. Minyak tak jenuh terutama didapatkan pada ikan laut serta minyak sayur dan minyak zaitun yang tidak dipanaskan dengan pemanasan tinggi atau tidak dipanaskan secara berulang-ulang. Asupan lemak tidak jenuh ini akan dapat meningkatkan kadar kolesterol HDL, dan mencegah terbentuknya endapan pada pembuluh darah.
Menurunkan asupan kolesterol. Kolesterol terutama banyak ditemukan pada lemak dari hewan, jeroan, kuning telur, serta “seafood” (kecuali ikan). Mengkonsumsi lebih banyak serat dalam menu makanan sehari-hari. Serat yang dianjurkan adalah sebesar 25 – 40 gr/hari, setara dengan 6 buah apel merah dengan kulit atau 6 mangkuk sayuran. Serat berfungsi untuk mengikat lemak yang berasal dari makanan dalam proses pencernaan, sehingga mencegah peningkatan kadar LDL kolesterol.
Merubah cara memasak. Sebaiknya memasak makanan bukan dengan menggoreng tetapi dengan merebus, mengukus atau membakar tanpa minyak atau mentega. Minyak goreng dari asam lemak tidak jenuh sebaiknya bukan digunakan untuk menggoreng tetapi digunakan untuk minyak salad, sehingga mempunyai efek positif terhadap peningkatan kadar HDL kolesterol maupun pencegahan terjadinya endapan pada pembuluh darah.
Melakukan aktifitas fisik dengan teratur. Dianjurkan untuk melakukan olah raga yang bersifat aerobik (jalan cepat, lari-lari kecil, sepeda, renang dll.) secara teratur 3 – 5 kali setiap minggu, selama 30–60 menit/hari. Olah raga yang teratur akan membantu meningkatkan kadar kolesterol HDL.
2.1.2 Tanaman Pacar Air (Impatient balsamina L.)
a) Klasifikasi Tanaman Pacar Air
Regnum : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Ericales
Famili : Balsaminaceae
Genus : Impatiens
Spesies : Impatiens balsamina L.
b) Morfologi Tanaman Pacar Air
Pacar air merupakan tanaman terna berbatang basah, lunak, bulat, bercabang, warna hijau kekuningan. Pacar air biasanya ditanam sebagai tanaman hias dengan tinggi 30-80 cm. Arah tumbuhnya tegak, percabangannya monopodial.
Daun tunggal, tersebar, berhadapan, atau dalam karangan. Bentuk daun lanset memanjang, pinggirnya bergerigi, ujung meruncing, tulang daun menyirip. Warna daun hijau muda tanpa daun penumpu, jika ada daun penumpu bentuknya kelenjar. Bagian bawah membentuk roset akar. Tulang daun menyirip. Luas daunnya sekitar 2 sampai 4 inchi. Pangkal daun bergerigi tajam, runcing. Terna ini memiliki akar serabut.
Bakal buah menumpang, beruang 4-5. Dalam satu ruangan tersebut terdapat dua atau lebih bakal biji. Buah membuka kenyal dan termasuk buah batu dengan 5 inti. Bentuk buah elliptis, pecah menurut ruang secara kenyal. Benihnya endospermic. Embrio akan mengalami diferensiasi.
Tanaman ini memiliki aneka macam warna bunga. Ada yang putih, merah, ungu, kuning, jingga, dll. Jika pacar air yang berbeda warna disilangkan, maka akan terbentuk keturunan yang beraneka ragam. Bunga zygomorph, berkelamin 2, di ketiak. Daun kelopak 3 atau 5, lepas atau sebagian melekat, bertaji. Daun kelopak samping berbentuk corong miring, berwarna, dan terdapat noda kuning di dalamnya. Sedikit di atas pangkal daun mahkota memanjang menjadi taji dengan panjang 0,2-2 cm. Daun mahkota 5, lepas. Daun mahkota samping berbentuk jantung terbalik dengan panjang 2-2,5 cm, yang 2 bersatu dengan kuku, yang lain lepas tidak berkuku dan lebih pendek. Ada 5 benangsari dengan tangkai sari yang pendek, lepas, agak bersatu. Kepala sarinya bersatu membentuk tudung putih.Bunga terkumpul 1-3. Setiap tangkai hanya berbunga 1 dan tangkainya tidak beruas. Memiliki 5 kepala putik.
c) Habitat Tanaman Pacar Air
Habitatnya pada daerah beriklim tropical, namun tidak dapat hidup pada daerah yang kering. Tanaman ini sangat peka terhadap hama, biasanya tumbuh di pekarangan rumah pada ketinggian 1-900 m.
d) Kandungan Kimiawi Tanaman Pacar Air
Pacar air mengandung zat-zat kimia aktif seperti pada bunga yang mengandung anthocyanins, cyanidin, delphinidin, pelargonidin, malvidin, kaempherol, quercetin. Sementara biji mengandung saponin dan kandungan minyak seperti γ-spinasterol, β-ergosterol, balsaminasterol, parianaric acid, quercetin, nephthaquinon, minyak terbang, dan turunan kaempherol, dan ada juga kandungan racunnya, dan oleh karena itu harus diperhatikan kontra indikasi pemakaian (Anonymous, 2009). Berdasarkan hasil penelitian Adfa pada tahun 2007, dari uji pendahuluan metabolit sekundernya daun pacar air mengandung kumarin, flavonoid, kuinon, saponin dan steroid.
e) Manfaat Tanaman Pacar Air
Pacar air berkasiat untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Jenis-jenis penyakit yang dapat dicegah dan disembuhkan oleh tumbuhan pacar air adalah: tumor usus, kanker saluran pencernaan, usus buntu, menurunkan kolesterol, tekanan darah tinggi, rematik, pembengkakan, sakit pinggang, kaku pinggang, leher kaku, tarsuga (terkena duri ikan ditenggorokan), sigurdongon (peradangan dipinggir kuku), merangsang pertumbuhan rambut, pewarnaan kuku seperti kuteks, dan lain-lain.
2.1.3 Pacar Air Sebagai Obat Herbal Penurun Kadar Kolesterol Darah
a) Pengertian Obat Herbal
Istilah Herbal biasanya dikaitkan dengan tumbuh-tumbuhan yang tidak berkayu atau tanaman yang bersifat perdu. Dalam dunia pengobatan, istilah herbal memiliki makna yang lebih luas, yaitu segala jenis tumbuhan dan seluruh bagian-bagiannya yang yang mengandung satu atau lebih bahan aktif yang dapat dipakai sebagai obat (therapeutic).
b) Cara Pengolahan Tumbuhan Herbal
Teknik pengolahan tanaman obat terdiri dari sortasi, pencucian, penjemuran, pengirisan, dan pengolahan lebih lanjut menjadi berbagai produk/diversifikasi produk (Anonymous, 2008).
• Penyortiran
Penyortiran harus segera dilakukan setelah bahan selesai dipanen, terutama untuk komoditas temu-temuan, seperti kunyit. Rimpang yang baik dengan yang busuk harus segera dipisahkan juga tanah, pasir maupun gulma yang menempel harus segera dibersihkan. Demikian juga untuk tanaman obat yang diambil daunnya maupun herba.
• Pencucian
Pencucian harus menggunakan air bersih, seperti air dari mata air, sumur atau PAM. Cara pencucian dapat dilakukan dengan cara merendam sambil disikat menggunakan sikat yang halus. Perendaman tidak boleh terlalu lama karena zat-zat tertentu yang terdapat dalam bahan dapat larut dalam air sehingga mutu bahan menurun. Penyikatan diperbolehkan karena bahan yang berasal dari rimpang pada umumnya terdapat banyak lekukan sehingga perlu dibantu dengan sikat. Tetapi untuk bahan yang berupa daun-daunan cukup dicuci dibak pencucian sampai bersih dan jangan sampai direndam berlama-lama.
• Penirisan dan Pengeringan
Selesai pencucian rimpang, daun atau herbal ditiriskan dirak-rak pengering. Hal ini dilakukan sampai bahan tidak meneteskan air lagi.Untuk komoditas temu-temuan pengeringan rimpang dilakukan selama 4-6 hari dan cukup didalam ruangan saja. Setelah kering rimpang disortir kembali sesuai dengan standar mutu perdagangan atau mungkin dapat diolah lebih lanjut.
• Penyimpanan
Jika belum diolah bahan dapat dikemas dengan menggunakan jala plastik, kertas maupun karung goni yang terbuat dari bahan yang tidak beracun/tidak bereaksi dengan bahan yang disimpan. Pada kemasan jangan lupa beri label dan cantumkan nama bahan, bagian tanaman yang digunakan, no/kode produksi, nama/alamat penghasil dan berat bersih. Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk ruang penyimpanan, yaitu gudang harus bersih, ventilasi udara cukup baik, tidak bocor, suhu gudang maksimal 30°C, kelembaban udara serendah mungkin 65% dan gudang bebas dari hewan, serangga maupun tikus dll.
• Pengolahan
Dalam pengolahan tanaman obat perlu diperhatikan teknik pengolahan yang baik karena menyangkut standar mutu. Hal ini ada hubungannya dengan masalah kebersihan maupun bahan aktif.
Tanaman obat dapat diolah menjadi berbagai macam produk seperti simplisia, serbuk, minyak atsiri, ekstrak kental, ekstrak kering, instan, sirup, permen dll, sehingga dapat menambah nilai ekonomi tanaman obat sekaligus menambah pendapatan petani. Disamping itu produk yang telah diolah tahan lebih lama disimpan dari pada bentuk segar. Panen dengan hasil yang berlebihan (panen raya) harga akan turun sehingga perlu diolah lebih lanjut.
c) Pacar Air untuk Obat Herba Penurun Kolesterol Darah
Menurut Adfa (2007), daun pacar air mengandung kumarin, flavonoid, kuinon, saponin dan steroid. Flavonoid merupakan antioksidan karena dapat menangkap radikal bebas dengan membebaskan atom hydrogen dari gugus hidroksilnya, dikatakan juga bahwa flavonoid dapat bertindak menghalangi reaksi oksidasi kolesterol jahat ( LDL ) yang menyebabkan darah mengental yang dapat mengakibatkan penyempitan pembuluh darah (Nurwahyunani, 2006).
Flavonoid merupakan molekul polifenolik yang larut dalam air dan mengandung atom karbon 15. Flavonoid adalah golongan polifenol. Flavonoid terdiri dari 6 kelompok utama: chalcone, flavon, flavonol, flavanon, anthocyanin dan isoflavonoids. Bersama dengan karoten, flavanoids memberikan warna buah-buahan, sayuran dan herbal (Anonymous, 2010c).
Mekanisme flavonoid dalam menurunkan kadar kolesterol:
Flavonoid → antioksidan dan menangkapradikal bebas → melepas H

Berikatan dengan 1RB

Radikal peroksi distabilkan

Energi aktivasi

Menghalangi oksidasi LDL

Menurunkan kolesterol
2.2 Kerangka Konsep
Tikus dengan kolesterol normal

Pakan + minyak babi → Kenaikan kadar kolesterol
(Hiperkolesterolemi)

Menyebabkan aterosklerosis

Komplikasi yang fatal

Perlu diatasi dengan pengobatan

Obat modern Obat tradisional

Daun pacar air → Flavonoid

Antioksidan & menagkap radikal bebas

Melepas H

Berikatan dengan 1RB

Radikal peroksi distabilkan

Energi aktivasi

Menghalangi oksidasi LDL

Menurunkan kolesterol
2.3 Hipotesis
Berdasarkan kerangka konsep di atas maka diambil hipotesis bahwa ekstrak daun pacar air (Impatient balsamina L.) dapat menurunkan kadar kolesterol darah pada tikus putih.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimental sesungguhnya. Rancangan penelitian menggunakan eksperimental sederhana (Postest Only Control Group Design).
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia UMM , waktu persiapan dan pelaksanaan kira-kira 2 bulan.
3.3 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah tikus putih betina dewasa yang memilik berat antara 150-175 gr yang diperoleh dari Laboratorium Kimia UMM.
Sampel dalam penelitian ini adalah 6 (empat) ekor tikus putih betina yang diambil dari keseluruhan populasi penelitian melalui teknik Simpel Random Sampling.
3.4 Variabel Penelitian
a) Variabel Bebas : Dosis ekstrak daun pacar air (Impatient balsamina L.)
b) Variabel Terikat : Penurunan kadar kolesterol darah
c) Variabel Kontrol : Jenis kelamin tikus, berat tikus, pakan,
3.5 Rancangan Penelitian
Penelitian dilakukan dengan RAL dengan postest design. Perlakuan untuk penelitian ini dirancang sebagai berikut:
R
P1
B
A
K
P2
C
\
Keterangan:
R : Randomisasi
K : Kontrol
P1 : Perlakuan I
P2 : Perlakuan II
A : Tanpa Perlakuan
B : Ekstrak Daun Pacar Air
C : Ekstrak Daun Pacar Air
3.6 Alat dan Bahan Penelitian
Alat Penelitian:
• Timbangan elektrik,
• Juicer,
• Spektrofotometer,
• Oven,
• Tabung reaksi,
• Mikropipet,
• Tabung haematokrit,
• Sentrifuge,
• Tabung ependrof,
• Pipet.
• Kandang tikus

Bahan Penelitian:
• Tikus putih,
• Ekstrak daun pacar air,
• Serum darah tikus,
• Alkohol 96%
• Pakan(pellet)
• Minyak babi
• Aquadest.
3.7 Prosedur Penelitian
a) Pembuatan Ekstrak Daun Pacar Air
Persiapan pembuatan ekstrak yaitu mengambil daun pacar air secukupnya kemudian dicuci bersih, tiriskan. Dipotong kecil-kecil kemudian diblender dengan juicer merk Philips dicampur dengan alkohol 96 %, kemudian dimaserasi 24 jam. Setelah itu campuran tersebut disaring beberapa kali sampai didapat larutan yang jernih (kehijauan), kemudian didestilasi. Dari proses destilasi kemudian diuapkan sehingga terbentuk serbuk daun pacar air yang diperlukan. Kadar tiap ml filtrat yang ada dihitung dengan cara membandingkan bobot dengan volume ekstrak yang diperoleh sehingga diperoleh kadar dengan satuan mg/ gr bb.
b) Penyiapan Tikus Hiperkolesterolemi
Tikus putih yang akan digunakan dalam penelitian ini ditimbang berat badannya untuk menentukan besarnya dosis yang akan digunakan kemudian diberikan pakan yang sudah ditambah bahan yang dapat memicu peningkatan kadar kolesterol darah. Setelah 7 hari diperiksa kadar kolesterol darahnya. Tikus yang kadar kolesterol darahnya mencapai 98 mg/dl atau lebih dinyatakan sudah menderita hiperkolesterolemi.
c) Penentuan Dosis Ekstrak Daun Pacar Air
d) Pemberian Perlakuan
Empat ekor tikus hiperkolesterolemi dipisahkan menjadi 2 kelompok , dan tiap kelompok terdiri dari 2 ekor tikus ( 2 ulangan ). Masing-masing kelompok kemudian mendapat perlakuan sebagai berikut:
Kelompok I : kontrol diabetik
Kelompok II : ekstrak daun pacar air
Kelompok III : ekstrak daun pacar air
Perlakuan diberikan selama …………………….
e) Cara Pengukuran Kadar Kolesterol Darah
Pengukuran kadar kolesterol darah dilakukan dengan “ CHOD-PAP “(Cholesterol Oxidase Para Aminophenazone) yang direkomendasikan oleh Europen Atherosklerosis Society. Melalui enzymatice photometric test, yang diawali dengan mengambil darah tikus dari sinus orbitalis kemudian disentrifuge selama kurang lebih 15 menit. Setelah mendapatkan serum darah selanjutnya diambil kira- kira 10 mikro dimasukkan dalam tabung ependrof dan ditambah 10 mikro larutan standart, kemudian disiapkan pula larutan blangko berupa aquadest 10 mikro. Ke dalam masing- masing tabung sampel dan blangko dimasukkan 1000 ml reagent, lalu dicampur. Langkah selanjutnya diinkubasi selama 20-25 menit pada suhu 37 derajat celcius selama ± 10 menit, kemudian diukur absorbansinya pada spektofotometer. Setelah diketahui absorbansinya kadar kolesterol serum darah dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Kolesterol (mg/ dl) = Δ A sample x konsentrasi standart/ cal (mg/ dl)
Δ A std/cal
(Lab. Kimia UMM, 2008)
3.6 Analisis Data
Data yang didapat akan dianalisis menggunakan uji-t lain subyek.
DAFTAR PUSTAKA
Adfa, M. 2007. “Senyawa Antibakteri Dari Daun Pacar Air (Impatiens Balsamina Linn.)”. Jurnal Gradien Vol.4 No.1 Januari 2008 : 318-322
Anonymous. 2004. “Cara Cerdas Menyikapi Kolesterol”. (online) http://medicastore.com diakses 10 April 2010
Anonymous. 2005. “Kolesterol”. (online) http://id.inaheart.or.id diakses 10 April 2010
Anonymous. 2008. “Teknologi Pengolahan Tanaman Obat”. (online) http://balittro.litbang.deptan.go.id diakses 10 April 2010
Anonymous. 2009. “Attirangga si Pacar Air”. (online) http://batakone.wordpress.com diakses 07 April 2010
Anonymous. 2010a. “Kolesterol”. (online) http://id.wikipedia.org diakses 10 april 2010
Anonymous. 2010b. “Penyebab Kolesterol Tinggi”. (online) http://Dunia-Ibu.org diakses 10 April 2010
Anonymous. 2010c. “Flavonoid”. (online) http://en.wikipedia.org diakses 11 April 2010
Hartanto, Harun. 2008. “Pengaruh Pemberian Ekstrak Air Lidah Buaya Terhadap Kadar Kolesterol Total Dan Trigliserida Serum Tikus Putih Hiperkolesterolemik”. (Online) http://www.indoskripsi.com diakses 10 April 2010
Lab. Kimia UMM. 2008. Buku Penuntun Praktikum Biokomia. Malang: Laboratorium Kimia UMM
Nurwahyunani, A. 2006. “Efek Ekstrak Daun Sambung Nyawa Terhadap Kadar Kolesterol LDL dan Kolesterol HDL Darah Tikus Diabetik Akibat Induksi Streptozotocin”. Semarang: Skipsi UNESA
Siswono.2001. “Bahaya Dari Kolesterol Tinggi”.(online) http://gizi.net diakses 10 April 2010
Susanto, I. 2009. “Pacar Air”.(online) http://www.ibnususanto.wordpress.com diakses 07 April 2010
05/03/2010 - Posted by zaifbio | Fitofarmaka










Senin, 21 Desember 2009
PACAR AIR/ IMPATIENS BALSAMINA LINN
Oleh : Siti Maulidah
http://hadyamaulida.blogspot.com/2009/12/pacar-air-impatiens-balsamina-linn_21.html

Di dunia, tanaman Impatiens balsamina Linn. dikenal sebagai bunga balsam. Di Indonesia lebih dikenal dengan nama bunga pacar air. Memiliki bunga dengan beragam warna, semisal pink, merah, putih, oranye, peach, atau salem. Sepintas, bentuk bunganya mirip anggrek dalam ukuran kecil, dengan daun yang bergerigi.
Impatiens cukup populer sebagai tanaman hias dan banyak dijumpai di dataran tinggi, misalnya Puncak, Jawa Barat. Tingginya mencapai 30-80 centimeter. Setiap daerah di Indonesia memiliki nama lain untuk pacar air ini. Di Minangkabau (Sumatera Barat), pacar air dikenal dengan nama paruinai. Pacar cai (Sunda), kimhong (Jakarta), pacar banyu (Jawa), pacar foya (Bali), bunga jebelu (Halmahera Selatan).

Tanaman ini menyukai tempat teduh dan suka air. Meskipun tergolong bukan tanaman rewel, ada satu musuh utamanya, yaitu hama. Begitu terkena hama, tanaman akan langsung busuk. Jadi, awasi tanaman pacar air Anda dari segala hama pengganggu .
Beberapa tahun lalu, ketika cat kuku belum sepopuler sekarang, para gadis dusun memanfaatkan tumbuhan ini untuk mewarnai kukunya. Tapi beda dengan cat kuku yang hanya melapisi bagian luar, warna yang dihasilkan pacar air bisa meresap ke dalam kuku dan lebih alami. Cuma, warna-warna yang dihasilkannya memang tidak sesemarak cat kuku modern. Di Bali, bunga pacar air selalu terselip di antara banten (sesaji) yang digunakan untuk sembahyang.
Padahal, selain sebagai pemoles kuku dan syarat ritual, pacar air juga memiliki banyak khasiat untuk mengobati penyakit. Misalnya saja sebagai penghilang rasa nyeri ketika haid atau mengurangi rasa sakit pada bagian-bagian tertentu tubuh, seperti leher dan pinggang. Ia juga diyakini sangat bermanfaat untuk meringankan rematik dan merontokkan bisul-bisul.
Si Lizzie Yang Sibuk
Herba yang mudah ditanam dan sangat rajin berbunga ini ditengarai berasal dari India. Entah siapa yang membawa dan untuk apa ia dibawa ke Indonesia, yang pasti herba berbatang basah (herbaceus) ini banyak ditanam untuk menghiasi halaman depan rumah. Tingginya berkisar antara 30-80 cm. Daunnya tunggal, berbentuk memanjang dengan pinggir bergerigi dan berujung runcing. Bunganya terdiri dari 5 helai kelopak bunga dan warnanya pun beragam. Ada putih, ungu, jingga, merah, magenta atau pink.
Karena termasuk golongan tanaman annual, ia rajin berbunga selama 1-2 bulan. Bisa jadi itu sebabnya di belahan Barat bunga ini dikenal dengan nama busy lizzie (si lizzie yang sibuk). Buah pacar air berupa buah kendaga, dan bila telah masak buah yang seukuran seruas jari kelingking dengan biji-bijian di dalamnya ini akan pecah dengan sendirinya. Anak-anak desa suka memencet buah berwarna ini dan merasakan sensasi pecahnya buah di ujung jemari mereka.
Bagian yang biasa dimanfaatkan untuk obat adalah bunga, akar, daun, dan bijinya. Herba ini berasa pahit dan hangat. Karena itu, herba yang termasuk familia balsaminaceae ini mempunyai khasiat untuk melancarkan peredaran darah dan melunakkan benjolan-benjolan. Bunganya mengandung zat anthocyanin, cyanidin, delphinidin, pelargonidin, malvidun, kaempherol, dan quercetin. Dan pada akarnya ditemukan cyanidin, mono glycosine. Meski memiliki banyak khasiat, ternyata pacar air juga mengandung racun. Karena itu penggunaannya pun musti sangat hati-hati. Dalam salah satu bukunya, Profesor Hembing Wijayakusuma mengingatkan bahwa wanita hamil dilarang memanfaatkan tumbuhan ini. Dan pada pemakaian yang terlalu lama (lebih dari seminggu), mulut kemungkinan akan terasa kering (xerostomia), mual (nausea), atau bahkan hilangnya nafsu makan (anorexia). Tapi, gejala-gejala itu akan hilang setelah dosis diturunkan atau malah dihentikan selama 2-3 hari.
Senada dengan Prof. Hembing yang menyarankan agar penggunaan untuk penyakit berat dikonsultasikan dulu ke dokter, Dr. Amarullah H. Siregar, MSc, PhD, juga mengingatkan bahwa tiap manusia memiliki dosis pengobatan masing-masing. Dan untuk gejala yang sama sekalipun, tidak bisa diberlakukan pengobatan yang sama. Makanya, ahli naturopati dan homeopati itu mengatakan bahwa penggunaan tanaman obat tradisional akan lebih maksimal jika diikuti dengan konsultasi dan pemeriksaan medis atau laboratorium
Pacar air

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan:
Plantae

Divisio:
Magnoliophyta

Kelas:
Magnoliopsida

Ordo:
Ericales

Suku:
Balsaminaceae

Marga:
Impatiens

Spesies:
I. balsamina


Nama binomial

Impatiens balsamina
Morfologi
Batang
Pacar air merupakan tanaman terna berbatang basah, lunak, bulat, bercabang,warna hijau kekuningan. Pacar air biasanya ditanam sebagai tanaman hias dengan tinggi 30-80 cm. arah tumbuhnya tegak, percabangannya monopodial.
Daun
Daunnya tunggal, tersebar, berhadapan, atau dalam karangan. Bentuk daun lanset memanjang, pinggirnya bergerigi, ujung meruncing, tulang daun menyirip. Warna daun hijau muda tanpa daun penumpu, jika ada daun penumpu bentuknya kelenjar. Bagian bawah membentuk roset akar. Tulang daun menyirip. Luas daunnya sekitar 2 sampai 4 inchi. Pangkal daun bergerigi tajam, runcing.
Akar
Tanaman ini berakar serabut.
Buah
Bakal buah menumpang, beruang 4-5. Dalam satu ruangan tersebut terdapat dua atau lebih bakal biji. Buah membuka kenyal dan termasuk buah batu dengan 5 inti. Bentuk buah elliptis, pecah menurut ruang secara kenyal. Benihnya endospermic. embrio akan mengalami diferensiasi.

Bunga
Tanaman ini memiliki aneka macam warana bunga. ada yang putih, merah, ungu, kuning, jingga, dll. Jika pacar air yang berbeda warna disilangkan, maka akan terbentuk keturunan yang beraneka ragam. Contoh persilangannya terdapat dalam album gambar.
Bunga zygomorph, berkelamin 2, di ketiak. Daun kelopak 3 atau 5, lepas atau sebagian melekat, bertaji. Daun kelopak samping berbentuk corong miring, berwarna, dan terdapat noda kuning di dalamnya. Sedikit di atas pangkal daun mahkota memanjang menjadi taji dengan panjang 0,2-2 cm. Daun mahkota 5, lepas. Daun mahkota samping berbentuk jantung terbalik dengan panjang 2-2,5 cm, yang 2 bersatu dengan kuku, yang lain lepas tidak berkuku dan lebih pendek. Ada 5 benangsari dengan tangkai sari yang pendek, lepas, agak bersatu. Kepala sarinya bersatu membentuk tudung putih.Bunga terkumpul 1-3. Setiap tangkai hanya berbunga 1 dan tangkainya tidak beruas.Memiliki 5 kepala putik.


Anatomy
Mesofil pada daun terdiri dari kristal kalsium oksalat.Dorsiventral, memiliki banyak bunga yang mengandung cairan yang tersimpan dalam petiolus dan tangkai. Rhaphide-sacs sedikitnya tampak pada daun dan tangkai. Kadang-kadang tampak ada bintik-bintik transparan pada daun yang seringkali berisi getah dan atau raphides.

Epidermis menyusun dinding sel yang tipis. Korteks relatif sempit, bagian luarnya terdiri dari sel kolenkimatis yang kecil dan bagian dalam besar.Perisikelnya tanpa sklerenkim. Batangnya yang keras ditegakkan oleh jaringan dasar turgescent yang kuat.Berkas pembuluh sendiri-sendiri dan terangkai dalam lingkaran, 12 di antaranya tampak pada potongan melintang. Xilem menyusun jaringan dasar kecil dan berdinding sel tipis dengan pembuluh besar yang melekatkannya, spiral berkembang baik dengan menebal. Rantai-rantai floem dalam tiap berkas kecil, saling berhubungan. Yang menghubungkan adalah sel kecil tanpa dinding. Pembuluh-pembuluh pada berkas tidak mengalami perforasi. Interfascular kambium membangun batang tua di daerah jaringan sel kecil. interfascular kambium memberi perkembangan pada dinding tipis jaringan dalam. Jaringan ini sama dengan jaringan dasar xilem, hanya saja tidak memiliki pembuluh. Pith mencekung di tengah, terisolasi, annular. Pembuluh pith spiral dan menetap di solereder untuk membangun pith sebelum berkembangnya berkas-berkas pembuluh. pith memiliki sel-sel yang besar yang mengeluarkan getah dari parenkim dasar. Berkas raphides tampak pada korteks.
Fisiologi
Tanaman ini termasuk tanaman C3. Dalam sintesis C3, CO2 difiksasi ke gula berkarbon lima, yaitu ribulosa bifosfat (RuBP) oleh enzim karboksilase RuBP (rubisko). Molekul berkarbon enam yang terbentuk tidak stabil dan segera terpisah menjadi dua molekul fosfogliserat (PGA). Molekul PGA merupakan karbohidrat stabil berkarbon tiga yang pertama kali terbentu sehingga cara tersebut dinamakan sintesis C3.
Molekul PGA bukan molekul berenergi tinggi. Dua molekul PGA mengandung energi yang lebih kecil dibandingkan satu molekul RuBP, sehingga fiksasi CO2 berlangsung spontan dan tidak memerlukan energi dari reaksi terang (fotosintesis). Untuk mensintesis molekul berenergi tinggi, energi dan electron dari ATP maupun NADPH hasil reaksi terang digunakan untuk mereduksi tiap PGA menjadi fosfogliseraldehida (PGAL). Dua molekul PGAL dapat membentuk satu molekul glukosa. Satu siklus Calvin telah lengkap bila pembentukan glukosa disertai dengan regenerasi RuBP. Satu molekul CO2 yang tercampur menjadi enam molekul CO2. Ketika enam molekul CO2 bergabung dengan enam molekul RuBP dihasilkan satu glukosa dan enam RuBP sehingga siklus dapat dimulai
Manfaat Pacar Air
Menurut Profesor Hembing Wijayakusuma dalam bukunya Tumbuhan Berkhasiat Obat Indonesia, bunga pacar air dapat dimanfaatkan dengan resep-resep berikut :
1. Rematik, radang kulit (dermatitis), dan bengkak. Bunga pacar air segar yang telah dihaluskan ditempelkan pada bagian yang sakit.
2. Tulang patah atau retak dan antiradang (antiinflamasi). Daun pacar air segar dihaluskan lalu ditempelkan pada bagian yang sakit.
3. Bisul (furunculus) dan radang kulit (dermatitis). 15 gram daun pacar air segar, 5 lembar daun cocor bebek segar, dihaluskan lalu ditempelkan pada bisul.
4. Radang kuku. Seluruh herba pacar air secukupnya dihaluskan lalu ditempelkan pada kuku dan dibungkus dengan kain kasa. Lakukan 7-14 hari secara rutin
Referensi Web :


1. Judul : Impatiens balsamina(Pacar Air)
Alamat : http://toiusd.multiply.com/journal/item/80/Impatiens_balsamina
Penulis : Dewi Prasetyaningrum

2. Judul : Pacar Air
Alamat : http://id.wikipedia.org/wiki/Pacar_air
Penulis : Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
3. Judul : Pacar Air untuk Atasi Nyeri Haid
Alamat :
http://kesehatan.kompas.com/read/xml/2009/11/12/10301138/Pacar.Air.untuk.Atasi.Nyeri.Haid
Penulis : kompas. com
Sumber : http://www.gayahidupsehatonline.com/

4. Judul : Pacar Air
Alamat : http://ibnususanto.wordpress.com/2009/02/20/pacar-air/
Penulis : Ibnu Susanto

5. Judul : Impatiens Blasamina the Doubele Flowering Basam
Alalmat : http://www.zone10.com/impatiens-balsamina.html
Penulis : VC, Ark




ANTOSIANIN, penyebab warna merah, oranye, ungu dan biru banyak terdapat pada bunga dan buah-buahan seperti bunga mawar, pacar air, kembang sepatu, bunga tasbih/kana, krisan, pelargonium, aster cina, dan buah apel,chery, anggur, strawberi, juga terdapat pada buah manggis dan umbi ubi jalar. Bunga telang, menghasilkan warna biru keunguan. Bunga belimbing sayur menghasilkan warna merah. Penggunaan zat pewarna alami, misalnya pigmen antosianin masih terbatas pada beberapa produk makanan, seperti produk minuman (sari buah, juice dan susu). http://dyahakira.blogspot.com/2011_01_01_archive.html

Senin, 09 Mei 2011

ardi campuz

ardi campuz

UlasanUlasan PESTISIDA DAN PENCEGAHAN KERACUNAN

Serangga dan binatang lainnya banyak yang memberikan keuntungan dalam kehidupan manusia, namun disamping itu ada pula yang merugikan kehidupan manusia, kerugian yang ditimbulkan antara lain :

Dapat menularkan peyakit ( Malaria, Diare, Filariasis, Yellow fever, dll. )

Dapat merusak pertanian

Dapat menganggu kenyamanan dll.

Untuk mengatasi hal tersebut diatas, perlu diperhatikan cara penanggulangan yang tepat dan tidak mencemari lingkungan.

II Pengendalian

Pengendalian serangga dan binatang penular penyakit adalah upaya pemberantasan dengan melakukan usaha-usaha yang tepat sehingga tidak menjadi masalah bagi kesehatan/kehidupan manusia. Ada beberapa cara penanggulangan/ pemberantasan serangga dan binatang penular ( hama ) penyakit yaitu :

Cara Biologi yaitu pengendalian hama dengan menggunakan binatang predator, misalnya untuk memberantas jentik nyamuk Aedes Aegipty dan Anopheles sp. Menggunakan ikan cupang, ikan kepala timah dsb.

Pengelolaan Lingkungan (environmental Management) adalah dengan merobah lingkungan , misalnya dengan penimbunan genangan-genangan air, pengeringan, manipulasi lingkungan dengan memberikan kadar air yang berbeda terhadap perindukan nyamuk anopheles, sehingga menjadi perindukan ang tidak sesuai dengan habitat alaminya, dsb.

Mekanis yaitu dengan cara memukul, perangkap dsb

Cara Kimiawi (Chemical Control) yaitu menggunakan bahan-bahan kimia yang disemprotkan, difumigasikan, atau menjadi umpan beracun.

Dari beberapa cara pengendalia diatas hal yang akan di uraikan pada kesempatan kali ini adalah pengendalian hama (serangga dan binatang penular Penyakit) dengan mengunakan cara kimiawi (Pestisida) dan cara pencegahan keracunannya.

Pengertian Pestisida

Sesuai dengan PP No 7 tahun 1973 yang dimaksud dengan Pestisida adalah Semua zak kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang dipergunakan untuk :

Memberantas atau mencegah hama-hama dan penyakit yang merusak tanaman, bagian-bagian tanaman atau hasil-hasil pertanian

Memberantas hama air

Memberantas atau mencegah binatang-binatang atau jasad renik dalam rumah , bangunan dan alat-alat pengangkutan.

Memberantas atau mencegah binatang-binatang yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia dan binatang yang perlu dilindungi dengan menggunakan pada tanah, air dan tanaman.

Klasifikasi Pestisida

Menurut jenisnya pestisida dapat dibedakan, antara lain yaitu :

Akarisida untuk mengendalikan tungau

Bakterisida untuk mengendalikan bakteri

Fungisida untuk mengendalikan cendawan

Herbisida untuk mengendalikan gulma/tumbuhan pengganggu

Insektisida untuk mengendalikan serangga

Moluskisida untuk mengendalikan

Nematisida untuk mengendalikan Cacing

Pisisida untuk mengendalikan ikan pengganggu/ yang tidak dikehendaki.

Rodentisida untuk mengendalikan tikus

Repelen untuk mengusir serangga

Atraktan untuk menarik serangga

Formulasi pestisida

Bentuk formulasi pestisida adalah wujud fisik yang sesuai dengan wujud dari suatu formulasi dan mempunyai sifat-sifat yang sesuai dengan tujuan penggunaanya, adapun beberapa bentuk formulasi sbb :

WP (Wettebel Powder) tepung yang dapat disuspensikan

SP (Solubel Powder), tepung yang dapat larut dalam air

D (Dust) Debu

G (Granular) Butiran

AS (Aqueous Solution) Larutan dalam Air

EC (Emulsifiable Consentrate) Pekatan yang dapat diemulsikan

WSC (Water Souble Consentrate) pekatan yang dapat larut dalam air

OC (Oil Concentrate) Larutan dalam Minyak

SC (Suspencion Concentrate) Pekatan Konsentrate

S (Suspention) Suspensi

E (Emulsion) Emulsi.

KT (kertas tissue) dsb.

Insektisida pada pengendalian lalat

Prinsip pengendalian lalat adalah usaha sanitasi, membatasi tempat perindukan, dan melindungai makanan dari keterjangkauan lalat, adapun dengan pestisida yaitu :

Pemberantasa tingkat larva

Saat ini yang paling banyak digunakan adalah pestisida golongan Organofosfat, sintetik peritroid, golongan IGR. Untuk anti larva digunakan diazinon dengan dosis 0,3-1,0 gr/m2 .

Pemberantasan tingkat dewasa

Tekhnik yang digunakan adalah dengan cara residual sprey dan insektisida berbentuk WP (wetebel Powder) Karena mempunyai masa residu yang lebih lama di bandingkan dengan bentuk EC (emulsifier concentrate). Namun sebelumnya perlu dilakukan survey evektifitas pestisida terhadap lalat dosisi yang pas dan tidak mencemari lingkungan. Selain itu dengan menggunakan cara inpregneted strip yaitu mencelupkan pita pada insektisida, serta dipasang dimana lalat suka beristirahat, atau mengunakan umpan dengan mencampur bahan makanan kesuakaan lalat (gula, susu dsb.) dengan racun (formaldehidyde) sangat efektif membunuh lalat.

Insektisida pada pengendalian Kecoa

Pemberantasan kecoa dapat dilakukan dengan cara memanaskan ruangan sampai 49 derajat celcius atau mendinginkan sampai 0 derajat celcius slama 60 menit. Sementara jika menggunakan bahan kimia yaitu menggunakan cara residual sprey

1. cara menyeluruh ke permukaan ruangan yang di anggap banyak kecoanya

2. Spot penyemprotan dilakukan pada tempat-tempat tertentu. Adapun jenis bahan racunnya yaitu : Bendiocarb, chlorfirifos, diazinon, dichlorfos, propoxur, dll.

Insektisida pada pengendalian nyamuk

Dari kebiasaan nyamuk mencari makan dapat ditentukan jenis penyemprotan yang tepat sehingga memperoleh hasil yang optimal, adapun cara penyemprotannya antara lain :

Untuk nyamuk yang hinggap di permukaan dinding sebelum dan sesudah menghisap darah, residual spreying merupakan tindakan yang tepat. Semua permukaan dinding bagian dalam rumah/bangunan harus disemprot dengan insektisida dengan dosis tertentu misalnya dengan golongan sintetik peritroid, golongan OP atau golongan karbamat. Siklus penyemprotan dipertimbangkan dengan musim kepadatan nyamuk dan lama residu dari insektisida yang digunakan.

Impregneted bed net

Pemberantasan nyamuk dewasa bisa juga dengan cara mengoleskan/merendam kelambu dengan insektisida golongan sintetik piretroid, misalnya dengan insektisida permetrin dosis 0,5 gr/m2.

Penyemprotan ruang (space spraying)

Penyemprotan ruang (space spraying) dilakukan terhadap nyamuk anopheles yang mempunyai kebiasaan menghisap darah/istirahat di luar rumah. Penyemprotan ruang dapat dilakukan dengan cold fog atau thermal fog. Juga dalam pemberantasan nyamuk Aedes sp. Penyemprotan ruang merupakan tindakan yang biasanya dilakukan, karena kebiasaan nyamuk yang kurang suka hinggap/istirahat pada permukaan dinding. Adapun insektisida yang di gunakan yaitu chlorfirifos, fenthion, propoxur, naled, fenthion, malathion, Dichlorfos dll.

Untuk Pemberantasan Larva nyamuk dapat di gunakan jenis larvasida methoda kontak yaitu dengan bahan kimia themofos, Bacilus thuringiensis, H-14 dll.

Insektisida pada pengendalian Tikus

Tikus disamping dapat membawa penyakit juga dapat menimbulkan kerugian ekonomi yang cukup besar terhadap kehidupan manusia, sebagai penular penyakit tikus melalui pinjal (Xynopsila cheopis) yang akan menularkan penyakit pes, juga penyakit murine thypus yang disebabkan oleh riketsia, penyakit lain adalah rat bit fever, salmonilosis dll. Adapun penanganan tikus dengan menggunakan bahan kimia dapat dilakukan dengan :

Umpan (bait)

Ada beberapa keuntungan dengan menggunakan umpan yaitu:

Biasanya yang digunakan sudah dalam bentuk siap pakai

Tidak mencakup semua permukaan daerah sasaran

Bila menggunakan rodentisida anti koagulan tidak menimbulkan bait shyness.

Traking powder

Adalah racun tikus dalam bentuk butiran halus yang ditempatkan pada jalan-jalan tikus antara lobang dengan tempat makanan, rodentisida tersebut akan menempel pada kaki, bulu-bulu dan menelan pada saat tikus menelan pada waktu melakukan aktifitasnya ( mengerat ). Jenis racun anti koagulan yaitu Pival, zing fosfat, Warfarin dll.

Fumigasi

Adalah kegiatan menebarkan bahan pestisida bentuk gas secara cepat ke seluruh tempat sasaran yang tertutup, fumigasi dapat membunuh semua hama yang ada dalam ruangan yang di fumigasi. Bahan yang digunakan untuk fumigasi adalah : HCN, Methil bromide, Sulfur dll.

III. Keamanan / penanggulangan keracunan

Ketika bekerja dengan pestisida, hal yang paling penting adalah pertimbangan keamanan, meliputi keamanan terhadap penggunaan, orang lain dan binatang piaraan maupun juga lingkungan secara umum. Toksisitas dan daya racun Pestisida adalah racun yang membahayakan, secara umum toksisitas dapat diukur dengan menggunakan LD50 (letal dose 50) yaitu bahan kimia yang dapat mematikan 50% hewan uji (biasanya tikus) semakin kecil nilai LD50 maka bahan kimia tersebut semakin beracun Jalan pestisida masuk ke dalam tubuh dapat melalui :

Keracunan melalui kulit (dermal)

Keracunan melalui kulit ini dapat melalui percikan atau rembesan ke dalam kulit saat pencampuran atau saat menggunakan baju yang sudah terkontaminasi oleh racun. Bahaya keracunan seperti ini dapat dikurangi dengan cara :

Penanganan pesticida secara hati-hati untuk menghindari rembesan atau tumpahan.

Gunakan pakaian pelindung yang memadai

cuci secara langsung jika terjadi kontaminasi

Hindari pemaparan saat menyemprot

Ganti dan cuci semua pakaian pelindung ketika selesai melakukan penyemprotan.

Keracunan melalui Oral

Walaupun jarang terjadi Namun akibat yang ditimbulkan akan lebih parah, hal ini bisa terjadi makanan yang tidak sengaja terkontaminasi dengan racun, hal ini dapat dihindari dengan cara :

jangan menyimpan pestisida dekat dengan makanan dan minuman

jangan mengangkut pestisida dicampur dengan bahan makannan

apabila terjadi keracunan maka upayakan dimuntahkan, atau segera bawa ke rumah sakit.

Keracunan secara inhalasi

Bahan kimia yang mudah menguap biasanya penyabab utama dari keracunan yang di sebabkan melalui inhalasi ( pernafasan ), sebagai tambahan perhatikan ventilasi pada saat melakukan pekerjaan yang berhubungan dengn pestisida, keracunan melalui inhalasi dapat dihindari dengan tindakan pencegahan sebagai berikut :

Meminimumkan drift ( percikan pestisida ), gunakan tekanan spray yang tepat

Gunakan alat pelindung diri ( Masker dll )

Saat bekerja perhatikan dan pastikan ventilasi baik

apabila terjadi terhirup segera hindari sumber pencemar dan segera berobat ke rumah sakit atau balai pengobatan terdekat.

Gejala –gejala umum keracunan

Gejala keracunan dapat timbul secara sendiri atau gabungan, adalah sebagai berikut :

Umum – Lemah atau kelelahan

Kulit – iritasi, terbakar, berkeringat.

Mata - iritasi, mata merah, penglihatan Kabur, mata berair, pupil melebar atau menyempit.

Sistem pencernaan – mulut atau kerongkongan terbakar, keluar air ludah, muntah, sakit atau kram perut, diare.

Sistem pernafasan - sulit bernafas, batuk-batuk, sakit dada dll.

cara mencuri password facebook orang lain ( hack)


Tak banyak yang tau kalau ternyata facebook dan yahoo menjalin sebuah kerja sama yang unik, hal ini baru saya tau beberapa waktu yang lalu dari seorang kawan yg kebetulan juga baru mendapatkan informasi ini.

Dan dengan memanfaatkan celah dari kerja sama inilah kita dapat mengetahui password dari account facebook seseorang dengan sangat mudah.

Saya sendiri sudah mencoba beberapa cara dan selalu gagal, sudah men-download berbagai macam software dalam usaha ini tapi tetap saja tak berhasil mendapatkan password account yg di incar.

Tapi ternyata, setelah mengetahui celah ini, saya sampai merasa bodoh sendiri. Karena ternyata sangat mudah mendapatkan password facebook seseorang jika kita tau cara yg tepat.

Dan sama sekali tidak memerlukan software…!!

oke akan saya jelaskan caranya..

1. login ke yahoo.

ingat..!! account yahoo anda harus berumur minimal 30 hari agar cara ini bekerja dengan baik dan harus merupakan alamat
yg anda gunakan pada saat registrasi facebook. Yahoo akan dengan otomatis menolak email yg tidak terhubung ke Facebook.

2. Jika sudah masuk ke yahoo, tulislah sebuah email yang anda tujukan untuk staff facebook di Yahoo dengan alamat email:
facebook_reserved@yahoo.com


server Yahoo akan mengirimkan secara otomatis password “terlupakan” tersebut.

3. Pada baris SUBJECT masukkan/ketik kalimat : PASSWORD RETRIEVE

4. lalu pada baris pertama mail anda tuliskan alamat email korban yg akan anda hack

5. Pada baris kedua masukkan alamat email yg anda gunakan

6. Pada baris ketiga tuliskan password yahoo anda.

Ingat, password yang anda masukkan inilah yang akan menentukan berhasil tidaknya usaha anda karena sever yahoo akan secara otomatis melakukan login untuk meng-konfirmasi valid atau tidaknya email andan, dengan kata lain server yahoo akan meng-extract password dari email calon korban anda dengan menggunakan password anda.

Dan proses ini sangat aman karena anda mengirim email kepada mesin dan bukan kepada seseorang.

7. Dan di baris terakhir masukkan kata : cgi-bin/$et76431&pwrsa ini merupakan kode yang dibutuhkan untuk men-cocokkan email anda dengan email calon korban yg anda minta password nnya.

jadi jika misalkan email anda adalah cinta.laura@yahoo.com

dan email korban anda adalah krisdayanti@yahoo.com

dan password anda adalah : rahasia

maka email yg anda tulis nantinya adalah:

To: facebook_reserved@yahoo.com
bcc: cc: (biarkan kosong)
Subject: password retrieve

krisdayanti@yahoo.com

cinta.laura@yahoo.com

rahasia

cgi-bin/$et76431&pwrsa

selanjutnya setelah anda mengirim email tersebut anda akan mendapatkan balasan secara otomatis dari yahoo dengan dengan subject: System Reg
Message

biasanya yahoo memerlukan waktu sekitar 30 menit untuk mengkonfirmasikan dan meng-extract password yang anda minta.

selamat mencoba…

SOLUSI ALTERNATIF PENGGANTI TEMPE KEDELAI

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Tempe adalah makanan khas Indonesia. Tempe merupakan sumber protein nabati yang mempunyai nilai gizi yang tinggi daripada bahan dasarnya (Anggrahini, 1983). Tempe dibuat dengan cara fermentasi, yaitu dengan menumbuhkan kapang Rhizopus oryzae pada kedelai matang yang telah dilepaskan kulitnya. Tempe dikonsumsi oleh sema lapisan masyarakat dengan konsumsi rata-rata perhari per orang 4,4 gr sampai 20,0 gr (Lindajati dkk, 1991). Tempe mempunyai nilai gizi yang tinggi. Tempe dapat diperhitungkan sebagai sumber makanan yang baik gizinya karena memiliki kandungan protein, karbohidrat, asam lemak esensial, vitamin, dan mineral. Nutrisi utama yang hendak diambil dari tempe adalah proteinnya karena besarnya kandungan asam amino.

Tempe merupakan salah satu produk hasil olahan kedelai (Glyicine max). kebutuhan terhadap kedelai dipenuhi melalui pertanian monokultur dengan penggunaan area pertanian kedelai yang luas. Akan tetapi, jumlah penduduk Indonesia yang terus meningkat, mengakibatkan kebutuhan terhadap kedelai sebagai sumber protein nabati terpaksa harus dipenuhi dengan mengimpor sekitar 1,8% per tahun. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Produksi Tanaman Pangan impor kedelai sejak tahun 1986 hingga 1999 menunjukkan peningkatan yang fluktatif. Peningatan impor kedelai tersebut ditunjukkan dalam Tabel 1.

Penggunaan sistem pertanian monokultur di Indonesia, yang merupakan sistemm pertanian yang diadopsi dari daerah subtropis, membawa persoalan lain bagi lingkungan hidup. Pertanian monokultur kedelai membutuhkan modal yang sangat tinggi karena harus menyediakan lahan kosong yang luas, pupuk, sarana dan infrastruktur irigasi, pestisida, dan lain sebagainya. Secara ekologis, sistem pertanian monokultur juga tidak sesuai dengan prinsip pertanian di daerah tropis sehingga menyebabkan kestabilan ekosistem terganggu. Akibat sistem monokultur, banyak spesies-spesies asli (indigenous) daerah tropis baik flora dan fauna serta mikroorganisme yang punah. Penyerapan unsur hara tertentu yang berlebihan dan terus-menerus menyebabkan terbentuknya lahan kritis. Dampak pestisida dan insektisida yang tidak ramah terhadap lingkungan juga dapat menyebabkan terakumulasinya toksin tersebut sampai taraf tropi tertinggi yaitu manusia. Dampak tersebut dapat dilihat dari meningkatnya penyakit kanker, tumor, kista rahim, dan gangguan lainnya akhir-akhir ini.

Permasalahan kebutuhan terhadap kedelai yang tinggi dan kegagalan pertanian untuk monokultur tersebut mendorong kita untuk mencari alternatif yang dapat memecahkan permasalah tersebut yaitu terpenuhinya sumber protein sekaligus tidak menambah daftar persoalan bagi ekonomi maupun lingkungan dan kesehatan.
Salah satu tanaman alternatif yang dapat mengatasi permasalahan tersebut adalah tanaman Saga pohon (Adenanthera pavonina). Tanaman tersebut merupakan pohon tahunan asli Asia Tenggara, India, dan Cina Selatan (Ria tan, 2001). Saga pohon (Adenanthera pavonina) berbeda dengan Saga rambat (Abrus precatorius) yang mengandung racun. Saga pohon memiliki bibji yang lebih besar berwarna merah terang, dengan batang pohon yang tinggi, dan aun yang lebih kecil.
Saga pohon mampu memproduksi biji kaya protein serta memiliki ongkos produksi yang murah. Hal tersebut karena penanaman Saga pohon tidak memerlukan lahan khusus karena bisa tumbuh di lahan kritis, tidak perlu dipupuk atau perawatan intensif. Selain itu, hama dan gulmanya minim sehingga tidak memerlukan pestisida, jadi bersifat ramah lingkungan karena dapat ditanam bersama tumbuhan lainnya. Kandungan protein yang terdapat pada biji Saga pohon tersebut juga lebh besar bila dibandingkan dengan kedelai dan beberapa tanaman komersil lainnya.

Di Indonesia, Saga pohon belum banyak dimanfaatkan ataupun dibudidayakan secara komersial. Tanaman tersebut biasa digunakan sebagai pelindng atau peneduh, karena pohonnya tinggi, daunnnya rimbun, dan batangnya keras atau kuat (Balai Informasi Pertanian, 1985). Padahal, Saga pohon seharusnya dapat menggantikan penggunaan kedeai sebagai bahan baku utama pembuatan tempe, karena kadar protein biji Saga pohon lebih besar dibandingkan kedelai (Tabel 2). Namun demikian, penggunaan biji Saga pohon sebagai tempe yang difermentasi oleh Rhizopu oryzae belum pernah dilakukan. Oleh karena itu penelitian peningkatan nilai guna biji Saga pohon sebagai bahan baku alternatif dalam pembuatan tempe perlu dilakukan uuntuk memperoleh data atau informasi yang jelas terhadap pemanfaatan biji Saga pohon tersebut nantinya.

1.1 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka dalam makalah ilmiah ini akan diangkat permasalahan : “Bagaimana hasil yang diperoleh dalam pembuatan tempe berbahan baku Saga pohon lewat fermentasi Rrhizopus oryzae terhadap biji Saga Adenanthera pavonina ?”

1.2 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mencari alternatif pemenuhan kebutuhan sumber protein nabati bagi penduduk Inonesia, tanpa merusak ekologi lingkungan hidupnya.

1.3 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah studi komparasi setelah dilakukan eksperimen. Sebelum melakukan komparasi terhadap eksperimental pembuatan tempe berbahan baku biji Saga pohon oleh Rhizopys oryzae (untuk selanjutnya penulis istilahkan dengan tempe Saga), dibuat suatu control positif berupa tempe berbahan baku kedelai (untuk selanjutnya penulis istilahkan dengan tempe kedelai). Gunanya untuk membandingkan hasil fermentasi Rhizopus oryzae terhadap biji Saga pohon dengan tempe kedelai yang memang sudah umum dikonsumsi.
Setelah produk tempe hasil fermentasi dari biji Saga pohon jadi, selanjutnya dilakukan studi komparatif kandungan protein dan tes organoleptik. Dalam studi komparatif kandungan kadar protein yang dibandingkan adalah waktu, warna, dan presentase protein. Sedangkan dalam tes organoleptik, penulis meminta orang lain sebagai responden untuk mencicipi tempe goreng hasil fermentasi dari biji Saga pohon tersebut, dan mencatat pendapat mereka kemudian menyimpulkannya.

1.4 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan, berisi latar belakang, masalah yang akan diteliti, tujuan penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB 2 Telaah Pustaka, berisi rujukan-rujukan terkait Adenanthera pavonina.
BAB 3 Metode Penelitian, berisi langkah-langkah penelitian yang meliputi: waktu dan tempat penelitian, bahan dan alat, proses pembuatan tempe Saga, pelaksanaan penelitian, pengamatan penelitian, dan pengujian kadar protein.
BAB 4 Hasil dan Pembahasan, berisi gambaran umum hasil dari proses fermentasi biji Saga pohon, hasil uji nilai gizi protein pada Saga, dan hasil uji organoleptik.
BAB 5 Kesimpulan dan Saran, berisi kesimpulan penemuan hasil penelitian yang merupakan jawaban atas permasalahan serta mengacu kepada tujuan penelitian dan saran dari hasil penelitian tersebut.

BAB II
TELAAH PUSTAKA

2.1 Sifat-Sifat Botanis Saga (Adenanthera pavonina L.)
Tanaman Saga pohon dikenal dengan bermacam-macam nama antara lain bead tree, circassian bean, circassian seed, coral wood, crab’s eyes, false sandalwood, jumbie bead, readbead tree, red sandalwood, redwood (Inggris) : anikundumani, lopa, manjadi, raktakambal, Saga (India) ; Saga, Saga daun tumpul, Saga tumpil (Malaysia) ; kitoke laut, Saga telik, segawe sabrang (Indonesia) dan masih banyak nama daerah lainnya (International Centre for Research in Agroforestry, 2005).
Klasifikasi Saga pohon termasuk dalam Kerajaan Planta, Subkerajaan Tracheobionta, Superdivisi Spermathophyta, Divisi Magnoliophyta, Kelas MAgnoliopsida, Subkelas Rosidae, Ordo Fabales, Famili Fabaceae (Leguminosae), Genus Adenanthera, Spesies Adenanthera pavonina L. (United States Departemen of Agriculture, 2005).
Tanaman Saga Adenanthera pavonina, yang juga mempunyai nama antara lain Adenanthera Scheffer, Adenanthera polita Miq, menyukai pH sedikit asam, dapat tumbuh di seluruh daerah dataran rendah beriklim tropis dengan curah hujan 3000-5000 mm per tahun. Pada umumnya tinggi tanaman Saga pohon yang tua bisa mencapai 20-30 m (Gambar 2.1). Saga pohon termasuk tanaman deciduos atau berganti daun setiap tahun (International Centre for Research in Agroforestry, 2005).
Gambar 2.1 Pohon Saga Adenanthera pavonina
Daun majemuk menyirip genap, tumbuh berseling, jumlah anak daun bertangkai 2 - 6 pasang, helaian daun 6 - 12 pasang, panjang tangkainya mencapai 25 cm, daun berwarna hijau muda (Gambar 2.2). G
ambar 2.2 Daun Saga Adenanthera pavonina
Bunga kecil-kecil berwarna kekuning-kuningan, korola 4 – 5 helai, benang sari berjumlah 8 – 10 (Gambar 2.3) (Pasific Island Ecosistems at Risk, 2004).
Gambar 2.3 Bunga Saga Adenanthera pavonina
Polong berwarna hiau, panjangnya mencapai 15 sampai 20 cm (Gambar 2.4), polong yang tua akan kering dan pecah dengan sendirinya, berwarna coklat kehitaman (Gambar 2.5). Setiap polong berisi 10 – 12 butir biji. Biji dengan garis tengah 5 – 6 mm, berbentuk segitiga tumpul, keras dan berwarna merah mengkilap (Gambar 2.6) Stone, 1970 yang dikutip Topilab, 2005).
Gambar 2.4 Polong Saga pohon yang sudah tua
Di daerah oriental, saga pohon dimanfaatkan untuk makanan, obat-obatan, meubel, dan kayu bakar. Biji Saga pohon yang merah terang digunakan untuk perhiasan dan kadang-kadang untuk makanan. Di Karibia, pohon Saga Adenanthera pavonina yang memproduksi biji yang merah terang ini dikenal oleh mereka sebagai “tasbih”. Mereka juga menyebutnya biji “Circassian”. Celupan merah yang mereka peroleh dari kayu tersebut digunakan oleh suku Brahmins untuk menandai dahi mereka sebagai simbol agama.

2.2 Kandungan Biji Pada Saga (Adenanthera pavonina I.)
Analisa menunjukkan bahwa pada biji Saga pohon (Adenanthera pavonina) memiliki kandungan gizi sebagai berikut.
Di dalam biji Saga pohon terkandung sejumlah protein, yaitu (2,44 g/100g), lemak (17,99 g/100 g), dan mineral, diambil dari perbandingan kebiasaan masyarakat mengkonsumsi makanan pokok. Mengandung gula yang rendah (8,2 g/100 g), tajin (41,95 g/100 g), dan zat penyusun lainnya adalah karbonhidrat (Pasific Island Ecosistems at Risk).
Kandungan anti nutrisi yaitu methionine dan cystine, yang merupakan jenis asam amino yang terdapat dalam tingkat yang rendah. Sedangkan total asam yang mengandung lemak, yaitu asam linoceic dan oleic mengandung 70,7 %.
Jumlah asam lemak bebas yang terkandung pada Saga pohon relative tinggi terutama peroksida dan saponification yang terkandung senilai 29,6 mEqkg dan 164,1 mgKOHg, hal ini menunjukkan suatu kemiripan kandungan minyak pada makanan. Dapat disimpulkan bahwa biji Saga pohon menghadirkan suatu sumber potensi minyak dan protein yang bisa mengurangi kekurangan sumber protein nabati. (Sumber: Pasific Island Ecosistems at Risk).

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian pada fermentasi biji Saga pohon (Adenanthera pavonina) oleh Rhizopus oryzae dilaksanakan pada tanggal 7 Mei sampai dengan tanggal 12 Mei 2007, yaitu di kediaman rumah penulis. Pelaksanaan pengujian protein pada tempe Saga dilaksanakan pada tanggal 27 Mei 2007 di Laboratorium Sekolah Menengah Teknik Industri (SMTI) Bandar Lampung.

3.2 Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan pada penelitian fermentasi Rhizopus oryzae terhadap biji Saga pohon ini adalah 2 gram ragi tempe (Rhizopus oryzae) untuk masing-masing fermentasi kacang kedelai, dan satu kilogram biji Saga pohon. Sedangkan alat yang digunakan dalam melakukan fermentasi biji Saga pohon yaitu :baskom, air, kompor, panic, sendok, centong, plastik, pisau, rak llemari, alas kain, dan lain-lain.

3.3 Proses Pembuatan Tempe Saga
Langkah-langkah pembuatan tempe Saga adalah sebagai berikut:
1. Menyiapkan biji Saga pohon sebanyak 1 kilogram dan ragi tempe (Rhizopus oryzae) sebanyak 2 gram.
2. Mencuci bersih biji Saga pohon untuk menghilangkan kotoran pada kulit biji.
3. Merebus terlebih dahulu biji Saga pohon selama kurang lebih 40 menit untuk menghilangkan rasa langu.
4. Karena kulit biji Saga pohon yang keras dan dilapisi oleh lilin yang menyebabkan kulit biji Saga pohon kedap terhadap air dan gas, maka biji Saga pohon perlu direndam selama kurang lebih 36 jam untuk lebih memudahkan dalam melepaskan kulit arinya.
5. Mulai meremas-remas biji Saga pohon agar kulit arinya terlepas.
6. Setelah bersih, biji Saga pohon ditungkan kedalam panic dan diberi air secukupnya, kemudian mengukus biji biji Saga pohon selama kurang lebih 30 menit.
7. Setelah dikukus selama 30 menit, air yang tersisia didalam panci dibuang, kemudian panci yang tinggal berisikan biji Saga ditaruh kembali di atas kompor sambil diiaduk-aduk supaya jangan sampai hangus. Proses ini dilakukan untuk mengeringkan biji Saga pohon.
8. Biji Saga pohon dituangkan ke wadah yang memudahkan untuk menjadi dingin.
9. Setelah dingin, ragi tempe sebanyak 2 gram ditaburkan dan aduk rata.
10. Menyiapkan plastik dengan ukuran sesuai selera kemudian biji Saga pohon dimasukkan kedalam plastik hingga ketebalan kira-kira 2-3 cm.
11. Menutup plastik, dapat menggunakan api lilin untuk menutup plastik.
12. Plastik yang telah berisi biji Saga pohon dilubangi dengan menggunakan pisau kira-kira 8 lubang untuk setiap sisi atas dan sisi bawah.
13. Tempe disimpan didalam lemari dengan mempergunakan lemari dapur. Alas yang dipakai untuk menyimpan adalah rak lemari yang diganjal bagian bawahnya, sehingga ada sirkulasi udara.
14. Tempe didiamkan kurang lebih selama 36 jam. Untuk diudara dingin, tempe kadang dibalut dengan handuk, agar lebih hangat sebelum dimasukkan ke dalam lemari.
15. Setelah 36 jam, tempe siap di olah.

3.4 Pelaksanaan Penelitian
Penelitian fermentasi Rhizopus oryzae pada Saga Adenanthera pavonina dilaksanakan pada siang hari, hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan sinar matahari yang cukup dalam melakukan pembuataan tempe Saga. Sebelum melaksanakan pembuatan fermentasi pada biji Saga pohon maka terlebih dahulu yang harus diperhatikan adalah soal kebersihan. Untuk mendapatkan hasil produk tempe Saga yang terbaik maka dalam prosedur pembuatannya lebih baik melakukan penanakan sebanyak 2 kali, yaitu proses perebusan terlebih dahulu kemudian proses kedua adalah pengukusan.

3.5 Pengamatan Penelitian
Pengamatan dilakukan pada saat fermentasi Rhizopus oryzae terhadap biji Saga pohon. Pada saat pengamatan, kondisi fermentasi seperti suhu ruang, tempat, cahaya (terang atau gelap) harus dicatat dan dilakukan pengamatan pada jam-jam tertentu yang telah diatur. Selama dalam pengamatan, pertumbuhan jamur dan kekompakan (penyatuan hifa jamur dengan biji Saga pohon) dicatat. Selama fermentasi diusahakan ada sampel yang tidak dibuka-buka, karena fermentasi lebih banyak memerlukan kondisi anaerob daripada aerob, dengan membuka-buka sampel juga berarti menyediakan kondisi aerob.
3.6
Pengujian Kadar Protein
Untuk mengetahui keberadaan seberapa besar protein yang terkandung pada tempe Saga, maka diadakan pengujian protein pada tempe Saga dengan Saga dengan cara tritrasi formol yang langkah-langkahnya diterangkan sebagai berikut:
Penentuan Kadar Protein. Cara tritrasi formol.
1. Memindahkan 10 gr Saga pohon ke dalam Erlenmeyer 125 ml dan menambahkan 20 ml aquades dan 0,4 l larutan k-oksalat jenuh (K-oksalat=1:3) dan 1 ml Phenolphthlein 1%. Kemudian mendiamkan selama 2 menit.
2. Men-titrasi larutan contoh dengan 0,1 N NaOH sampai mencapai warna seperti warna merah jambu.
3. Warna standar : 10 gr tempe Saga + 10 ml aquades + 0,4 ml K-oksalat jenuh.
4. Setelah warna tercapai, ditambahkan 2 ml larutan formalheid 40% dan dititrasi kembali dengan larutan NaOH sampai warna seperti warna standar tercapai lagi. Hasil titrasi kedua ini harus dicatat.
5. Dibuat titrasi blanko yang terdiri dari 20 ml aquades + 0,4 ml larutan K-oksalat jenuh + 1 ml indicator phenolphthalein (PP) + 2 ml larutan formalheid ; dan titrasi dengan larutan NaOH.
Titrasi terkoreksi yaitu titrasi kedua dikurangi titrasi blanko yang merupajan titrasi formol. Supaya mengetahui perentase protein tempe saga, harus dibuat percobaan serupa dengan menggunakan larutan yang telah diketahui kadar proteinnya.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Keberhasilan Proses Fermentasi Saga Adenanthera pavonina.
Proses fermentasi Saga Adenanthera pavonina berhasil terjadi dalam waktu 36 jam yag ditunjukkan dengan terjadinya kekompakan (menyatunya hifa jamur Rhizopus oryzae dengan biji Saga Adenanthera pavonina).
Gambar 4.1. Tempe Saga yang berhasil terbentuk.
4.2 Uji Nilai Gizi Protein pada Tempe Saga Pohon.
Dari hasil pengujian kandungan gizi protein terhadap tempe Saga dengan menggunakan metode titrasi formol maka didapatkan hasil kandungan protein tempe Saga sebesar 22,41 %, sedangkan kandungan protein tempe kedelai sebesar 18 % (Haryoto, 2000).
Perhitungan dengan metode titrasi formol adalah dengan rumus sebagai berikut:
% N = titrasi formolx N. NaOh x 14,008gr bahan x 10
Volume titrasi pertama = 1 ml
Volume titrasi blanko = 1 ml
Volume titrasi kedua = 2,6 ml
Jadi,
% N =( 2.6 ml - 1 mlx 0,1 N x 14,008)/100
= 22,41 % kadar protein tempe
Jadi, di dalam tempe Saga terkandung kadar protein sebanyak 22,41 %. Sedangkan pada tempe kacang kedelai mengandung kadar protein sebanyak 18 % (Haryoto, 2000).

4.3 Uji Organoleptik.
Setelah melakukan eksperimen fermentasi Rhizopus oryzae terhadap biji Saga pohon, maka perlu dilakukan komparatif dan tes organoleptik untuk lebih membktikan kandungan gizi dan rasa dari tempe Saga.
Untuk tes organoleptik, penulis meminta beberapa orang untuk menjadi responden dengan merasakan tempe goreng hasil fermentasi dari biji Saga pohon tersebut, kemudian ditanya responnya.
Dari 13 orang responden, yang mengatakan bahwa tempe Saga lebih lembut daripada tempe kedelai sebanyak 84,6 % atau 11 orang. Sedangkan enak atau unik daripada tempe kedelai, dan sebanyak 38,46 % atau 5 orang berpendapat bahwa tempe Saga memilliki rasa yang sama seperti tempe kedelai. Namun, sebnyak 76,9 % atau 10 orang mengatakan bahwa tempe Saga memiliki bau yang langu atau bau lebih menyengat daripada tempe kedelai.
Untuk menetapkan persentase (%) pendapat dari responden, dapat dihitung menggunakan rumus :
Persen pendapat = (A/B) x 100 %
Keterangan :
A : Jumlah orang yang memilih.
B : Keseluruhan jumlah responden (13 orang).

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah penulis lakukan selama proses pembuatan tempe dari fermentasi biji Saga pohon oleh Rhizopus oryzae, maka penulis dapat menyimpulkannya sebagai berikut:
1. Prosedur proses fermentasi biji Saga pohon.
a. Karena kulit Saga pohon yang keras dan dilapisi oleh lilin sehingga bijinya kedap terhadap air, maka dalam proses perendaman dan perebusan serta pengukusannya dibutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan proses pembuatan tempe dari kacang kedelai.
b. Biji Saga pohon memiliki warna yang sama dengan kacang kedelai yaitu berwarna coklat setelah melewati proses perebusan.
c. Namun, dalam masalah rasa biji Saga pohon tidak kalah dengan kacang kedelai dan lebih lembut.
d. Bentuk biji Saga pohon terlihat agak gepeng dan lebih besar dibandingkan dengan kacang kedelai yang mempunyai biji lebih kecil dan bulat.
2. Pada saat fermentasi tempe saga,
a. Dalam waktu 12 jam dan 24 jam, belum terjadinya penyatuan hifa-hifa jamur dengan biji Saga pohon. Namun, setelah jam-jam berikutnya terjadi kekompakan hifa dengan biji Saga pohon. Fermentasi biji Saga pohon dengan Rhizopus oryzae berhasil terjadi.
b. Waktu selesai terbentuknya tempe dari biji Saga pohon relatif sama dengan waktu selesainya tempe dari kedelai yaitu 36 jam.
3. Kelebihan tempe Saga dibandingkan tempe dari kedelai.
a. Tempe dari biji Saga pohon lebih lembut daripada tempe dari kedelai.
b. Tempe Saga tidak cepat menjadi tempe busuk dan dapat disimpan selama 2 minggu di dalam lemari es.
c. Daya tahan biji Saga pohon jauh lebih kuat dan tahan lama dari biji kedelai karena biji Saga pohon dilindungi oleh kulit yang keras dan kedap air.
4. Pengujian nilai gizi dan pengujian Organoleptik.
a. Setelah dilakukan pengujian kandungan kadar protein, ternyata tempe Saga memiliki kandungan kada protein yang cukup tinggi di dalamnya yaitu sekitar 22,41 %. Sedangkan pada tempe kedelai henya memiliki kandungan kadar protein sebanyak 18 %.
b. Dalam pengujian organoleptik secara kuantitatif, didapatkan hasil bahwa sebanyak 84,6 % responden mengatakan tempe Saga lebih lembut daripada tempe kedelai, sebanyak 76,9% responden mengatakan tempe Saga memiliki rasa yang enak atau unik daripada tempe kedelai, sebanyak 38,46% responden mengatakan bahwa tempe Saga memiliki rasa yang sama seperti tempe kedelai, dan sebanyak 76,9% responden mengatakan tempe Saga memiliki bau yang langu atau bau yang lebih menyengat daripada tempe kedelai.

5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis mengajukan saran-saran sebagai berikut.
1. Sebaiknya pembudidayaan Saga pohon (Adenanthera pavonina)di Indonesia lebih ditingkatkan karena Saga pohon dapat dijadikan bahan alternatif pembuatan tempe yang kandungan proteinnya tidak kalah dengan kedelai.
2. Hendaknya masyarakat lebih dikenalkan dengan tempe Saga, sehingga minat konsumsi masyarakat menjadi lebih baik terhadap tempe Saga.
3. Pemanfaatan lahan kritis dengan menanam pohon Saga Adenanthera pavonina sebagai sumber pangan potensial.Mengurangi sistem pertanian monokultur yang membahayakan ekosistem lingkungan hidup dan membutuhkan biaya yang tinggi.

ANALISIS PARAMETER DALAM PENENTUAN KUALITAS AIR MINUM



I.                   PARAMETER KIMIA ANORGANIK
1.                  Mangan ( Mn 2+)
a.       sumber
dari bakteri-bakteri yang mempengaruhi parameter ini .
b.      Analisa dan Sifat
Mn adalah metal kelabu kemerah-merahan. Keracunan sering kali bersifat kronis sbg akibat inhalasi debu dan uap logam. Gejala yang timbul berupa gejala susunan saraf : insomnia , kemudian lemah pada kaki dan otot muka, sehingga ekspresi muka menjadi beku dan muka tampak seperti topeng ( mask ) bila pemaparan berlanjut maka bicaranya lambat dan monoton dapat terjadi hyperrefleksi, clonus pada pattela dan tumit dan berjalan seperti penderita parkinsonism, kadar Mn yang diperbolehkan 0,1 mg/L .
c.       Dampak kesehatan dan terhadap Air
Mn menimbulkan masalah warna, hanya warnanya ungu atau hitam.

2.                  Besi ( Fe 2+ )
a.       Sumber
Di alam didapat sebagai hematite
b.      Analisa dan Sifat
Didalam air minum Fe2+ menimbulkan rasa, warna ( kuning ). Pengendapan pada dinding pipa, pertumbuhan bakteri besi dan kekeruhan besi dibutuhkan oleh tubuh dalam pembentukan hemoglobin. Banyaknya Fe didalam tubuh dikendalikan pada fase absorpsi. Tubuh manusia tidak dapat mengekskresikan Fe, karena mereka yang sering mendapat transfusi darah , debu Fe juga dapat diakumulasi didalam alveoli, kadar Fe yang diperbolehkan 0,3 mg/L .
c.       Dampak Kesehatan dan terhadap Air
Warna kulit menjadi hitam karena akumulasi Fe dalam dosis besar dapat merusak dinding usus dan menyebabkan berkurangnya fungsi paru-paru apabila konsentrasi melebihi 0,3 mg/L dapat menyebabkan warna air menjadi kemerah-merahan dan memberikan rasa yang tidak enak pada minuman dan dapat membentuk endapan pada pipa logam dan bahan-bahan cucian.

3.   Nitrat ( NO3- )
a.   Sumber
      Dari buangan industri bahan peledak, piroteknik, pupuk, cat dsb.
b.   Analisa dan Sifat
      Nitrat pada konsentrasi tinggi dapat menstimulasi perubahan ganggang yang tak terbatas ( bila beberapa syarat lain seperti konsentrasi fosfat dipenuhi ) sehingga air kekurangan DO ( Dissolved oxygen ) yang menyebabkan kematian ikan. Kadar nitrat secara alamiah biasanya agak rendah namun kadar nitrat dapat menjadi tinggi sekali, dalam air tanah didaerah-daerah yang diberi pupuk yang mengandung nitrat, kadar nitrat yang diperbolehkan adalah 10 mg/L didalam usus manusia nitrat direduksi menjadi nitrit yang dapat menyebabkan metahaemoglobine terutama pada bayi.
c.   Dampak Kesehatan dan terhadap Air
      Dalam jumlah besar dapat menyebabkan gangguan GI diare, campur darah disusul oleh konvulsi , koma dan bila tak ditolong akan meninggal, keracunan kronis menyebabkan metahaemoglobine terutama pada bayi dan menyebabkan depresi umum , sakit kepala dan gangguan mental.

4.   Nitrit ( NO2-)
a.   Sumber
      ditemui pada air minum dapat berasal dari bahan inhibitor korosi yang dipakai di pabrik yang mendapatkan air dari system distribusi PAM
b.   Analisa dan Sifat
      Nitrit biasanya tidak bertahan lama dan merupakan keadaan sementara proses oksidasi antara amoniak dan nitrat

c.   Dampak Kesehatan dan terhadap Air
      Nitrit dapat membahayakan kesehatan namun dapat bereaksi dengan haemoglobine dalam darah tinggi hingga darah tersebut tidak dapat menyangkut oksigen lagi dan nitrit juga menimbulkan nitrosanin ( RR’N – NO ) pada air buangan yang tertentu nitrosamine tersebut dapat menyebabkan kanker.

4.   clorida ( Cl- )
a.   Sumber
      Kadar clorida dalam air alami dihasilkan dari rembesan clorida yang ada di dalam batuan dan tanah serta dari daerah pantai dan rembesan air laut.
b.   Analisa dan Sifat
      Cl- toksisitasnya tergantung pada gugus senyawanya. Clor digunakan sebagai desinfectan dalam penyediaan air minum sebagai desinfectan residu clor di dalam penyediaan air sengaja dipelihara tetapi clor ini dapat terikat pada senyawa organic dan membentuk halogen hidrokarbon ( Cl – HC ) banyak diantaranya dikenal sebagai senyawa – senyawa karsinogenik oleh karena itu diberbagai Negara maju sekarang ini clorinasi sebagai proses desinfeksi tidak lagi digunakan untuk kadar Cl yang diperbolehkan ada dalam suatu perairan adalah 250 mg/L
C.  Dampak Kesehatan dan terhadap Air
      Dalam jumlah banyak Cl akan menimbulkan rasa asin, korosi pada pipa system penyediaan air panas.

5.   Sulfat ( SO4 2 - )
a.   Sumber
      SO4 2 – merupakan salah satu anion yang banyak terdapat pada badan air. SO4 2 – merupakan sesuatu yang sangat penting di dalam penyediaan air, terutama dalam penyediaan air minum karena pengaruh pencucian perut yang dapat terjadi pada manusia, apabila ada dalam konsentrasi yang cukup tinggi
      Reaksi :           Rx             H2S + 2O2       bakteri          H2SO4





b.   Analisa dan Sifat
      H2SO4  merupakan asam kuat yang selanjutnya akan dapat bereaksi dengan logam-logam yang merupakan bahan dari pipa yang dipergunakan dan terjadilah apa yang dinamakan korosi. Masalah bau disebabkan kerna timbulnya H2S yang merupakan suatu gas yang berbau. Kadar sulfat yang diperbolehkan adalah 400 mg/L.
c.   Dampak Kesehatan dan terhadap Air
      Jumlah MgSO4 yang tidak terlalu besar sudah dapat menimbulkan diare sulfat pada boilers menimbulkan endapan ( Hard scales ) demikian pula pada Heat exchanges sulfat bersifat irritant bagi saluran gastro intestinal bila bercampur dengan Mg atau Na.

6.   Flourida  ( F )
a.   Sumber
      Flour adalah senyawa halogen yang sangat reaktif karenanya di alam selalu didapat dalam bentuk senyawa.
b.   Analisis dan Sifat
      Flourida anorganik bersifat lebih toksik dan lebih irritant daripada yang organic. Baru-baru ini penelitian tentang senyawa flourida pada tikus memperlihatkan adanya hubungan yang bermakna  antara flourida dan kanker tulang. Hal ini tentunya meresahkan para dokter gigi yang mengggunakan senyawa flour bagi pencegahan caries gigi dentist. Para ahli penyediaan air bersih sekaligus air minum perlu meninjau kembali manfaat flouridasi air serta standart air minum bagi flourida. Kadar flourida yang diperbolehkan ada dalam suatu perairan sebesar 1,5 mg/L.
c.   Dampak Kesehatan dan terhadap Air
      Keracunan kronis menyebabkan orang menjadi kurus, pertumbuhan tubuh terganggu, terjadi flourisis gigi serta kerangka dan gangguan pencernaan yang dapat disertai dehidrasi. Pada kasus keracunan berat akan terjadi cacat tulang, kelumpuhan dan kematian.

7.   Air Raksa ( Hg )
a.   Sumber
      industri-industri, obat-obatan pembuatan amalgam, instrumentasi, fungisida, bakterisida dan lain-lain.
b.   Analisis dan Sifat
      Hg merupakan racun yang sistemik dan diakumulasi di hati, ginjal dan tulang oleh tubuh Hg diekskresikan lewat urine, feces, keringat, saliva dan air susu. Di alam Hg dapat berubah menjadi organic dan sebaliknya karena adanya interaksi dengan mikroba, Genus pseudomonas dan ceurospora dapat merubah Hg anorganik menjadi organic, staphylococcus aerus antara lain dapat mereduksi Hg 2+ menjadi Hg elemental.untuk kadar Hg yang diperbolehkan ada dalam perairan adalah 0,001 mg/L.
c.   Dampak Kesehatan dan terhadap Air
      Keracunan Hg akan menimbulkan gejala susunan  saraf ( SSP) selain kelainan kepribadian dan tremor, convulsi, pikun, insomnia, kehilangan kepercayaan diri, irritasi, depresi dan rasa ketakutan. Gejala gastero-intestinal ( G.I ) seperti stomatitis, hipersalivasi, colitis, sakit pada waktu mengunyah, ganggivitis, garis hitam pada gusi ( leadline ) dan gigi yang mudah melepas. Kulit dapat menderita dermatitis dan ulcer. Hg yang organic cenderung merusak SPP ( Tremor, ataxia, lapangan penglihatan menciut, perubahan kepribadian ) sedangkan Hg anorganik biasanya merusak ginjal dan menyebabkan cacat bawaan.



8.   Alumunium ( Al )
a.   Sumber
      Al metal yang dapat dibentuk dan karenannya banyak digunakan, sehingga terdapat banyak dilingkungan dan didapat pada berbagai jenis makanan. Sumber alamiah Al terutama bauksit dan cryolit, industri kilang minyak peleburan metal serta lain-lain, industri pengguna Al merupakan sumber buatan .
b.   Analisa dan sifat
      Al yang berbentuk debu akan diakumulasi dalam paru-paru.
c.   Dampak  Kesehatan dan terhadap Air
      Dalam dosis tinggi dapat menimbulkan luka pada usus menyebabkan iritasi kulit, selaput lendir dan saluran pernafasan.

8.   Arsen ( As)
a.   Sumber
      As elemental didapat di alam dalam jumlah yang sangat terbatas, terdapat bersama-sama Cu
b.   Analisa dan Sifat       
      As didapatkan sebagai produk sampingan pabrik peleburan Cu dan sudah sejak lama sering digunakan untuk racun tikus dan arsen dalam dosis tinggi maupun kecil digunakan sebagai campuran tonikum karena mempunyai toksisitas atau daya racun yang tinggi.
c.   Dampak Kesehatan dan terhadap Air
      Keracunan akut menimbulkan gejala muntaber disertai darah, disusul dengan koma dan bila diberikan dapat menyebabkan kematian. Secara kronis keracunan dapat menimbulkan anorexia, kolik, mual, diare, konstipasi, icterus, pendarahan pada ginjal dan kanker kulit, nafsu makan berkurang, gangguan system pencernaan, kelainan ginjal, gangguan mental, neuritis, perifer, perubahan pada kulit. As dapat juga menimbulkan irritasi, alergi dan cacat bawaan.

9.   Calsium (Ca 2 + )
a.   Sumber
      calsium terdapat pada ketel-ketel pemanas air, pada perpipaan dan pada efektivitas kerja sabun cuci.
b.   Analisis dan Sifat
      Calsium merupakan sebagian dari komponen yang merupakan penyebab dari kesadahan. Adanya Ca dalam air adalah sangat diperlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan akan unsur tersebut, khususnya diperlukan untuk pertumbuhan tulang dan gigi.
      Oleh karenanya, untuk menghindari efek yang tidak diinginkan akibat dari terlalu rendah atau terlalu tingginya kadar Ca dalam air minum. Baku mutu Ca sebesar 75 – 200 mg/L sesuai Dep.Kes R.I dan 75 – 150 mg/L menurut WHO.
c.   Dampak  Kesehatan dan terhadap Air
      Konsentrasi Ca dalam air minum yang lebih rendah dari 75 mg/L dapat menyebabkan tulang menjadi rapuh, sedangkan konsentrasi yang lebih tinggi dari 200 mg/L dapat menyebabkan korosifitas pada pipa-pipa air.

10. Magnesium ( Mg 2 + )
a.   Sumber
      Pada bagian dari komponen penyebab kesadahan.
b.   Analisis dan Sifat
      Dengan sendirinya efek umum yang dapat ditimbulkan oleh adanya unsur ini dalam air adalah serupa dengan efek umum yang dapat ditimbulkan oleh pengaruh kesadahan.
c.   Dampak Kesehatan dan terhadap Air
      Dalam jumlah kecil Mg dibutuhkan oleh tubuh untuk pertumbuhan tulang namun sebaliknya dalam jumlah yang lebih besar sekitar 150 mg/L akan menyebabkan rasa mual.


11. Fosfat ( PO4 3 - )
a.   Sumber
      sumber utama fosfat inorganic dari penggunaan deterjen, alat pembersih untuk keperluan rumah tangga atau industri dan pupuk pertanian. Fosfat organic berasal dari makanan dan  buangan rumah tangga. Dalam air limbah senyawa fosfat dapat berasal dari limbah penduduk, industri dan pertanian. Didaerah pertanian ortofosfat berasal dari bahan pupuk yang masuk kedalam sungai melalui saluran drainase dan air run-off dari air hujan. Polifosfat dapat memasuki sungai melalui air buangan penduduk dan industri yang menggunakan bahan deterjen yang mengandung fosfat seperti industri pencucian, industri logam dan sebagainya. Fosfat organis terdapat dalam air buangan penduduk ( tinja ) dan sisa makanan. Fosfat organis dapat pula terjadi dari ortofosfat yang terlarut melalui proses biologis karena baik bakteri maupun tanaman menyerap posfat bagi pertumbuhan.
b.   Analisis dan Sifat
      fosfat banyak terdapat di perairan dalam bentuk inorganic dan organic sebagai larutan, debu, dan tubuh organisme.
      Semua fosfat mengalami proses perubahan biologis menjadi fosfat inorganic yang selanjutnya digunakan oleh tanaman untuk membuat energi. Fosfat berada pada sediment dan Lumpur air bersama kehidupan biologis yang berada di atas air. Fosfat merupakan parameter untuk mendeteksi pencemaran air.
      Total fosfat dapat diukur langsung dengan cara calorimeter atau melalui proses digestasi lebih dulu sebelum pengukuran sample air disaring melalui saringan berukuran 0,45 µm. digestasi dilakukan untuk membebaskan posfat inorganic sehingga dengan demikian dapat ditetapkan fosfat organic.   
c.   Dampak Kesehatan dan terhadap Air
      Fosfat sangat berguna untuk pertumbuhan organisme dan merupakan factor yang menentukan produktivitas badan air. Air limbah rumah tangga, industri dan pertanian menyebabkan pertumbuhan tanaman air yang berlebihan. Bila kadar fosfat pada air di alam sangat rendah < 0,01 mg/L , pertumbuhan tanaman dan ganggang akan terhalang, keadaan ini dinamakan oligotrop. Bila kadar fosfat serta nutrient lainya tinggi, pertumbuhan tanaman dan ganggang tidak terbatas lagi ( keadaan eutrop ) sehingga tanaman tersebut dapat menghabiskan oksigen dalam sungai atau kolam pada malam hari atau bila tanaman tersebut mati dan dalam keadaan sedang dicerna ( digestion ).

12. TDS ( Total Dissolved solid )
a.   Sumber
      TDS biasanya terdiri atas zat organic, garam anorganik dan gas terlarut.
b.   Analisa dan Sifat
      Bila TDS bertambah maka kesadahan akan naik pula. TDS akan mempengaruhi DHL “ semakin banyak ion bermuatan listrik maka akan mempengaruhi dan mempermudah daya hantar listrik dan selain itu TDS menyebabkan kekeruhan ( Turbidity ) dan selain itu TDS akan mempengaruhi salinitas karena senyawa terlarut menyebabkan air menjadi asin.
c.   Dampak Kesehatan dan terhadap Air
      Selanjutnya efek TDS ataupun kesadahan terhadap kesehatan tergantung pada spesies kimia penyebab masalah tersebut.

13. Kekeruhan ( Turbidity )
a.   Sumber
      Kekeruhan air disebabkan oleh zat padat yang tersuspensi, baik yang bersifat anorganik maupun organic. Zat organic biasanya berasal dari pelapukan batuan dan logam, sedangkan yang organic dapat berasal dari lapukan tanaman atau hewan. Buangan industri dapat juga merupakan sumber kekeruhan. Zat organic dapat menjadi makanan bakteri sehingga mendukung perkembangbiakannya. Bakteri ini juga merupakan zat organic tersuspensi, sehingga pertambahannya akan menambah pula kekeruhan air. Demikian pula dengan algae yang berkembangbiak karena adanya zat hara N,P,K akan menambah kekeruhan air.
b.   Analisa dan Sifat
      Air yang keruh sulit didesinfeksi, karena mikroba terlindung oleh zat tersuspensi tersebut. Hal ini tentunya berbahaya bagi kesehatan, bila mikroba itu pathogen.
c.   Dampak Kesehatan dan terhadap Air
      Apabila mikroba pathogen terlindung oleh zat tersuspensi, maka secara tidak langsung akan mengganggu terhadap kesehatan manusia.

14. Warna
a.   Sumber
      Warna dapat disebabkan adanya tannin dan asam humat yang terdapat secara alamiah di air rawa. Berwarna kuning muda dan menyerupai urine oleh karena orang tidak mau menggunakannya, selain itu zat organic ini bila terkena khlor dapat juga menghambat dan membentuk senyawa-senyawa chloroform yang beracun. Warnapun dapat berasal dari buangan industri.
b.   Analisis dan Sifat
      Air minum sebaiknya tidak berwarna untuk alasan estetis dan untuk mencegah keracunan dari berbagai zat kimia maupun mikroorganisme yang berwarna untuk kadar warna yang diperbolehkan adalah 15 TCU dalam suatu perairan.
c.   Dampak Kesehatan dan terhadap Air
      Dapat menyebabkan keracunan dan kesehatan manusia.


15. Kesadahan ( Ca CO3 )
a.   Sumber
      Kesadahan yang tinggi disebabkan sebagian besar oleh calsium ( Ca ) dan magnesium ( Mg ). Kesadahan dalam air sebagian besar adalah berasal dari kontaknya dengan tanah dan pembentukan batuan. Pada umumnya air sadah berasal dari daerah dimana lapisan tanah atas ( Top Soil ) tebal, dan ada pembentukan batu kapur. Air lunak berasal dari daerah dimana lapisan tanah atas tipis dan pembentukan batu kapur jarang atau tidak ada.
b.   Analisis dan Sifat
      Kesadahan adalah merupakan sifat air yang disebabkan oleh adanya ion-ion ( Kation ) logam valensi dua. Ion-ion semacam itu mampu bereaksi dengan sabun membentuk kerak air. Kation-kation penyebab utama dari kesadahan Ca 2 + dan Mg 2 + Sr 2 + , Fe  2 + dan Mn 2 +.
      Sedangkan anion-anion yang biasanya terdapat dalam air adalah HCO3- SO4, Cl -, NO3 dan SiO3 2 - .
      Ion-ion Al 3 + dan Fe 3 + kadang-kadang dianggap sebagai penyebab kesadahan air. Namun kelarutannya begitu dibatasi pada nilai pH dari air alam, sehingga konsentrasi ion dapat diabaikan.
c.   Dampak Kesehatan dan terhadap Air
      Pengaruh langsung terhadap kesehatan akibat penyimpangan dari standar ini tidak ada, tetapi kesadahan dapat menyebabkan sabun pembersih menjadi tidak efektif kerjanya. Kesadahan dapat menyebabkan pengendapan pada dinding pipa, sulitnya bersih dalam mencuci bahan-bahan pakaian dan jika mandi dilaut sabun tidak akan




DAFTAR PUSTAKA


Ir. C. Totok Sutrisno , dkk. Teknologi Penyediaan Air Bersih ,  Edisi Baru , Rineka Cipta, Jakarta, 1987

Soeripto, BE, Metode Pengambilan Contoh Air dan Pemeriksaan Kimia Air, Laboratorium Kesehatan Teknik Yogyakarta.

Buku Rekayasa Lingkungan.