Senin, 09 Mei 2011

MEMBERSIHKAN RACUN TUBUH DENGAN MENANGIS

Terlepas dari berbagai alasan yang melatarbelakangi tangisan, aktivitas mengeluarkan air mata itu ternyata memberikan manfaat, baik secara psikologis, sosial, medis maupun spiritual. Hal tersebut didasarkan pada beberapa penelitian para ilmuwan yang mengaitkan aktivitas menangis dengan efek psikologis dan medis.

Ketika menangis, air mata mengeluarkan racun dari dalam tubuh. Seorang ahli biokimia, William Frey telah melakukan beberapa studi tentang air mata dan menemukan bahwa air mata yang keluar dari hasil menangis karena emosional ternyata mengandung racun.

Keluarnya air mata itu menjadi suatu pertanda bahwa sebagian racun dalam tubuh keluar lewat kelopak mata. Air mata membantu penglihatan seseorang, jadi bukan hanya mata itu sendiri. Cairan yang keluar dari mata dapat mencegah dehidrasi pada membran mata yang bisa membuat penglihatan menjadi kabur. Tak perlu obat tetes mata, cukup air mata yang berfungsi sebagai antibakteri alami.

Di dalam air mata terkandung cairan yang disebut dengan “lisozom” yang dapat membunuh sekitar 90-95 persen bakteri-bakteri yang tertinggal dari papan ketik komputer, pegangan tangga, aktivitas bersin, dan tempat-tempat yang mengandung bakteri, hanya dalam lima menit. Seseorang yang menangis bisa menurunkan level depresi karena dengan menangis, suasana hati seseorang akan terangkat kembali.

Air mata yang dihasilkan dari tipe menangis karena emosi mengandung 24 persen protein albumin yang berguna dalam meregulasi sistem metabolisme tubuh dibanding air mata yang dihasilkan dari iritasi mata. Air mata sebenarnya merupakan lapisan dari beberapa elemen, Lapisan pertama adalah lapisan minyak atau lemak (oily/lipid layer), yang merupakan lapisan terluar air mata, tebalnya sekitar 0,1 mikron dan dihasilkan oleh glandula meibomian, sebasea, dan glandula keringat yang ada di tepi kelopak mata.

Terdiri dari cholesteryl ester, kolesterol, trigliserida, dan phospholipids. Fungsi utama lapisan ini adalah membuat lapisan air mata menjadi stabil. Dengan sifat hidrofobiknya, lapisan ini mencegah penguapan air mata terlalu cepat. Seperti jika Anda menaruh lapisan lilin di atas cairan, maka akan membuat cairan di bawahnya sulit menguap.

Lapisan cairan di bagian tengah dengan ketebalan sekitar 8 mikron yang dihasilkan oleh glandula lachrymalis serta glandula lachrymalis aksesorius (glandula Krause dan Wolfring). Terdiri dari 98–99 persen air, sekitar 1 persen garam inorganik, sekitar 0,2–0,6 persen protein, albumin, dan globulin, sekitar 0,02–0,06 persen lisozim, sisanya adalah glukosa, urea, mukopolisakarida tipe netral dan tipe asam.

Tugas lapisan cairan itu adalah membersihkan permukaan kornea, menjamin pergerakan kelopak mata dan bagian konjungtiva palpebra tidak menggesek dan merusak permukaan kornea. Memberikan kornea permukaan yang halus sehingga menghasilkan pencitraan optik berkualitas tinggi. Lapisan terdalam adalah lapisan musin yang dihasilkan oleh sel-sel piala (goblet cells) pada konjungtiva dan glandula lachrymalis.

Lapisan itu bersifat hidrofi li dan berkesesuaian dengan lapisan mikrovili pada permukaan kornea, yang juga membantu kestabilan lapisan air mata, dan mencegah lapisan air di atasnya membentuk bulir-bulir air di permukaan kornea serta memastikan lapisan air melembabkan seluruh permukaan kornea dan konjungtiva secara merata.

Air mata juga mengandung lisozim, beta-lisin, laktoferin, dan gamma globulin (IgA) yang merupakan protein spesifik pada air mata dan memberikan air mata sifat antimikrobial. Hal ini membantu mencegah infeksi pada mata.

0 komentar:

Posting Komentar